Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gagal Kuasai Kota Manchester dan Sulitnya Pep Guardiola Bangun Reputasi

30 Mei 2021   06:51 Diperbarui: 30 Mei 2021   13:20 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pep Guardiola dan Philip Foden terlihat kecewa karena kalah dari Chelsea. Gol tunggal dari Havertz sudah cukup mengantar Chelsea ke panggung juara Liga Champions musim 2020/21. Sumber foto: Getty Images via Goal.com

Pada saat Manchester United (MU) dilatih oleh Sir Alex Ferguson (1986-2013), kota Manchester seolah lekat dengan MU. Tim sekotanya, Manchester City berjalan bertolak belakang dengan prestasi MU pada masa itu.

Situasi antara MU dan Man City berubah hampir bersamaan waktu. Ferguson memutuskan pensiun dari MU di tahun 2013 selepas mempersembahkan trofi Liga Inggris. Sementara Man City yang dibeli oleh pengusaha asal Timur Tengah, Mansour Sheikh pada tahun 2008 sedang berbenah.

Kepergian Ferguson mempengaruhi mentalitas MU. Penampilan MU di Liga Inggris turun drastis. Sejauh ini tak sekalipun meraih trofi Liga Inggris selepas kepergian Alex Ferguson.

Berkat kekuatan uang dari Timur Tengah, kekuatan Man City dibangun. Fasilitas klub ikut dibenahi. Klub mulai mencari dan membelanjakan pemain top dan pelatih berkualitas. Hasilnya tidak mengecewakan.

Selama 13 tahun di bawah kendali Sheikh Mansour, Man City sudah meraih 5 titel liga Inggris, 2 Piala FA, dan 6 Piala Carabao.

Pendek kisah, Man City sudah menjadi kekuatan tetap di Liga Inggris dan saingan kuat di daratan Eropa. Tempat empat besar bukan lagi impian semata, tetapi menjadi seperti kewajiban untuk Man City. 

Bahkan beberapa musim terakhir Man City selalu menjadi favorit kuat menjadi kampiun Liga Inggris.  

Di saat Man City terbang tinggi di angkasa biru, MU masih mencari bentuk penampilan terbaik di Liga Inggris. Akan tetapi, hingga musim ini, MU masih belum memenuhi harapan.  

Akan tetapi, pencapaian Manchester City masih terasa kurang bila dibandingkan dengan pencapaian MU di bawah Ferguson. MU pernah meraih trebel di tahun 1998/99. Saat itu, MU berhasil meraih trofi Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions.

Pada musim 1998/99 itu, MU seolah menjadi penguasa kota Manchester. Tiga gelar semusim membuat kota riuh dengan warna khas MU, warna merah. Saat itu, barangkali Man City hanya menjadi penonton setia yang menyaksikan tiga trofi yang hadir di Old Trafford.

Tahun ini, situasi sedikit berbanding terbalik. MU-lah yang menjadi penonton di kota Manchester. Kegagalan di final Piala Eropa kontra Villareal semestinya tidak boleh terjadi agar suasana kota Manchester tidak sepenuhnya biru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun