Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ketika Orangtua Tidak Peduli pada Minat Baca Anak

15 Mei 2021   20:17 Diperbarui: 18 Mei 2021   21:30 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga menjadi tempat awal untuk membangun minat baca anak. Orangtua mempunyai peran penting dalam mendorong anak-anak agar bisa mempunyai minat membaca sejak usia dini. Sumber foto: cottonbro via Pexels.com

Sangat sulit mengingat buku apa yang saya pernah baca sewaktu masih anak-anak. Alasanya, lingkungan keluarga kami tidak begitu lekat dengan minat membaca. 

Di rumah kami tidak memiliki waktu khusus untuk membaca. Padahal saat itu belum ada phone dan saluran TV pun begitu minim.

Biasanya, sewaktu kami masih di bangku SD, mulai sore hingga menjelang malam kami menghabiskan waktu bercerita bersama sebagai keluarga, kerja tugas atau siap ujian sekolah kalau ada, ataukah ikut mendengarkan radio bersama orangtua. Tidak mempunyai perhatian khusus pada pengembangan minat membaca.  

Situasi lingkungan, seperti keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan minat membaca. Saya sendiri mempunyai minat membaca ketika masuk sekolah berasrama. Tepatnya juga saat sudah masuk bangku SMA.  

Hal ini sangat terlambat ketika mengingat seorang teman saya yang sudah mempunyai minat baca yang cukup tinggi sejak bangku SMP. Barangkali sebelum kami berada di satu SMP, teman ini sudah mempunyai minat baca yang tinggi sewaktu masih SD. Kebetulan kami tinggal di SMP dan SMA yang berasrama. 6 tahun tinggal bersama.

Teman ini terbilang sebagai kutu buku. Setiap buku dilahap. Teman-teman yang lain biasa hanya mencari novel. Itu pun kalau novelnya sementara trending di antara kami. Kalau tidak, jarang orang yang membaca buku-buku lain selain novel-novel yang menjadi buah bibir di sekolah.

Berbeda dengan teman yang satu ini. Buku apa saja dilahat. Juga, dia membaca tidak kenal tempat. Tidak hanya di ruang kelas saat waktu kosong, juga sewaktu tidur siang. Di saat kami sementara tidur siang, dia asyik membaca buku sembari berbaring.

Ya, aturan asrama menetapkan kalau jam tidur setiap anak asrama harus tidur. Tidak boleh melakukan hal-hal lain termasuk membaca buku.

Teman ini terbilang berani. Dia menyembunyikan bukunya di bawah bantal. Ketika situasi sudah aman dan tanpa pembina asrama, dia akan asyik membaca buku sambil berbaring, sementara kami yang lain tertidur lelap menikmati istirahat siang.

Dampaknya, teman ini termasuk siswa yang paling cerdas. Penyampaian argumennya saat berdiskusi dan bertanya begitu bernas dan runut. Berdiskusi dengannya pun menjadi enak.

Waktu ujian, teman ini tidak terlalu panik. Tampil biasa-biasa saja, tetapi hasil ujiannya selalu berada di atas rata-rata.

Boleh jadi, kebiasaan membaca yang dimilikinya telah melatih otaknya dengan baik. Sehingga setiap bahan pengetahuan yang masuk gampang terserap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun