Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengenang Tetangga Kami Saat Mereka Merayakan Ramadan

1 Mei 2021   12:10 Diperbarui: 1 Mei 2021   12:14 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: mentatdgt via Pexels.com

Kalau orangtua kami bertanya, siapa yang melayani. Kami pun menjawab jika ibu dari Dewi ataupun ibu dari Fitri yang melayani di kios.

Kendati kedua tetangga ini tidak berasal dari tempat yang sama di pulau Jawa, namun karena kedekatan budaya dan agama, mereka hidup seperti keluarga. Kerap kali saling berkunjung.

Barangkali sama-sama perantau di tanah orang, mereka pun mempunyai kedekatan.

Kami pun mempunyai kedekatan dengan mereka. Masih ingat kalau waktu ramadan. Kedua keluarga ini membuka rumah untuk siapa saja.  

Masih terekam dalam ingatan saya ketika waktu ramadan tiba. Biasanya, orangtua saya pergi ke rumah mereka. Kami juga ikut. Waktu itu saya belum terlalu paham dengan hari raya kaum Muslim.

Yang saya lihat bagaimana keluarga ini mempersiapkan hari raya mereka. Meriah. Banyak makanan. Kue berlimpah. Bahkan apa yang mereka persiapkan untuk hari raya melebihi persiapan kami pada umumnya ketika merayakan hari raya Kristen seperti Natal.

Rumah mereka terbuka untuk tetangga sekitar selama hari raya. Pendeknya, mereka berupaya memberikan yang terbaik untuk tetangga mereka.

Mereka juga mempunyai banyak tamu selama hari raya Ramadan. Jadinya, waktu hari raya kami baru tahu kalau mereka sebenarnya tidak sendirian di kota kami. Ada pula kaum rantauan yang datang ke kota kami seperti mereka.

Kalau saat ini, kaum rantauan sudah banyak. Hal ini terjadi karena faktor transportasi dan peluang usaha yang bisa memberikan keuntungan untuk mereka.

Kendati berada di tanah rantau, mereka merayakan hari raya di bulan ramadan dengan penuh sukacita.

Waktu itu, bangunan Mesjid masih hanya satu. Terletak di pusat kota. Saat ini, sudah ada dua mesjid yang terbangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun