Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dugaan Penggunaan Alat Rapid Test Bekas, Semoga Tak Terjadi di Tempat Lain

29 April 2021   02:05 Diperbarui: 29 April 2021   02:30 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggrebekan layanan Rapid Test di Bandara Internasional Kualanamu. Sumber foto: Antara/Ho via Kompas.com

Harian Kompas.com (28/4/21) memuat berita yang cukup miris. Berita tentang penggunaan alat rapid test bekas. Hal ini terjadi di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumetera Utara.

Bersyukur, praktik ini terbongkar oleh pihak kepolisian. Namun, cukup dicemaskan dan disesalkan apabila praktik ini sudah berlangsung lama.  

Praktik ini tak seharusnya terjadi. Bandara Kualanamu berstatuskan internasional. Status ini bukan sekadar nama. Seharusnya, status yang menyemat pada bandara ini sebanding dengan pelayanan yang berkualitas dan profesional. Termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19. 

Namun, hal yang terjadi ini membahasakan jika status bandara berjalan terbalik dengan pelayanan. Bagaimana pun, perilaku seperti ini sudah menodai citra bandara itu sendiri. Harapannya, pihak berwenang bertindak tegas kepada setiap pelaku yang terlibat. Paling tidak, nama baik bandara dipulihkan.  

Praktik yang terjadi telah membahayakan masyarakat secara umum. Sejauh ini, pandemi Covid-19 bisa diminimalisir dengan baik kalau setiap komponen bersatu dan bekerja bersama. Juga, perlu ada solidaritas dari setiap pihak dalam menangani pandemi korona.

Toh, pandemi bukanlah persoalan  dari satu dan segelintir orang. Ini adalah persoalan bersama. 

Namun, ketika ada komponen yang tak bekerja bersama, persoalan bisa bertambah panjang dan menjadi rumit. Jadinya, persoalan yang terjadi seolah tak menemukan titik temu.

Selain itu, tak ada kepentingan yang boleh memboncengi pelayanan dalam penanganan Covid-19. Prinsipnya, setiap pelayanan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa manusia. Kemanusiaan mesti dikedepankan daripada kepentingan bisnis.

Hemat saya, peristiwa yang terjadi di bandara Kualanamu bisa membahasakan pencarian keuntungan tanpa peduli pada nasib nyawa manusia. Entah apa jadinya ketika ada yang positif, namun dinyatakan negatif, pun sebaliknya. 

Hal ini tentu saja cukup mencemaskan. Kepentingan tertentu lebih dikedepankan, sementara aspek kemanusiaan tidak mendapat tempat.  

Belajar dari kasus ini, harapannya hal yang sama tidak terjadi di tempat-tempat lain. Semoga hanya terjadi di bandara Kualanamu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun