Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Agar Tak Terbebankan Jika Gagal Raih Target Hidup

25 April 2021   20:10 Diperbarui: 27 April 2021   09:50 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Target Hidup. Sumber foto: Hasan Albarai via Pexels.com

Kita semua mempunyai target hidup tertentu. Namun, tidak semua kita memenuhi target hidup itu seturut apa yang kita inginkan dan rencanakan. Itu bisa terjadi karena tantangan tertentu yang muncul, baik dari dalam diri kita sendiri maupun dari lingkungan sekitar. 

Ketika kita tidak memenuhi target hidup, rasa sesal kadang menghampiri kita. Kita menyesali karena telah mengambil langkah yang salah atau kita menyesal karena tidak membuat sebuah keputusan yang tepat. 

Situasi seperti ini membebankan. Kita tidak menjadi nyaman. Apalagi kalau orang lain seperti teman kita mencapai target hidup seperti yang kita dambakan. 

Ketidaknyaman itu tentu saja membuat kita tidak bahagia. Jadinya, kita menjadi pribadi yang minder, kurang percaya diri, dan cenderung menyendiri dalam kehidupan sosial. 

Memang, tidak memenuhi target hidup kadang membuat hidup kita menjadi beban. Hemat saya, dua hal perlu kita hindari agar kita tidak terlalu terbebankan apabila kita tidak memenuhi target hidup kita. 

Pertama, Kita Perlu Bersikap Realistis dalam Mengejar Target Hidup Kita.

Bersikap realistis bukan berarti pasrah dengan keadaan. Kita menerima kenyataan sebagaimana adanya kenyataan itu tanpa perlu mengeluarkan energi ekstra. Bukan!

Bersikap realistis berarti kita memahami dan menyadari kemampuan diri kita dalam mengejar target hidup. Kita harus sadar dengan kemampuan diri kita di hadapan target hidup yang kita buat. Kalau kita sukses mencapai target hidup kita, itu artinya kita sudah memberdayakan dan mengeluarkan kemampuan diri kita dengan baik. 

Berpikir realistis juga menyangkut kemampuan kita mengetahui kelemahan dan keterbatasan di dalam diri. Hal ini sangat penting agar kelak kita bisa menyadari hal-hal yang menghalangi kita dalam memenuhi dan mencapai target hidup kita. 

Berpikir realistis memungkinkan kita untuk memenuhi target hidup kita. Kalau kita tidak mencapai target hidup kita, kita pun tidak terlalu terbebankan. Toh, kita sudah tahu bahwa kita mempunyai beberapa kelemahan dan keterbatasan di dalam diri yang menjadi hambatan. 

Kemampuan kita mengetahui dan menyadari keterbatasan di dalam diri bisa menjadi jalan bagi kita untuk memperbaharui diri sembari berupaya kembali bangun dan kembali mengejar target hidup kita. 

Kedua, Kita tidak boleh Membandingkan Target Hidup Kita dengan Target Hidup Orang Lain. 

Mengejar target hidup bukanlah kesempatan untuk berkompetesi dengan orang lain. Kita tidak boleh melihat upaya mencapai target hidup kita sebagai perlombaan dengan orang lain. 

Membuat dan mengejar target hidup adalah bentuk ekspresi pribadi diri kita sendiri. Kita ingin mengeluarkan kemampuan diri kita. Kita mau menunjukkan kepada sesama bahwa kita bisa menjadi pribadi yang berguna lewat pencapaian target hidup kita. 

Sangat tidak perlu kita membandingkan diri dengan orang lain. Persoalannya, kalau kita gagal dan orang lain yang menjadi referensi perbandingan kita malah berhasil. Ini bisa membuat kita merasa kecewa. Kita kecewa dengan diri kita sendiri dan kita juga bisa iri dengan orang lain.

Pun, kalau kita membandingkan diri dengan orang lain, kita mengejar target diri bukan seturut kepribadian kita sendiri. Akan ada kecenderungan untuk meniru orang lain dalam mencapai dan mengejar target hidup. Jadinya, kita mengejar target hidup dalam bayang-bayang orang lain. 

Tidak masalah kalau berhasil seturut figur yang kita ikuti. Kalau berjalan berseberangan, rasa terbebankan tak bisa terhindarkan. Terbebankan karena kita gagal mengikuti jejak dari orang yang kita ikuti.  

Oleh sebab itu, kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Setiap orang mempunyai caranya dalam memenuhi target hidup. Pun, setiap orang mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam mengejar target hidup. 

Jadi, kita tidak perlu melihat keberhasilan orang lain sebagai standar perbandingan utama kita dalam mencapai target hidup kita. Lebih baik, kita fokus pada target hidup kita sendiri. Kalau gagal, kita lebih banyak mengintrospeksi diri dan mencari solusi dalam memenuhi target hidup kita.

Kita bisa mencapai target hidup kita kalau kita sungguh-sungguh tekun dan bekerja keras. Kita perlu mengejar target hidup seturut keunikan dan kelebihan diri kita.  

Keberhasilan mencapai target hidup adalah berkat dalam hidup kita. Sementara itu, kegagalan bisa menjadi bahan introspeksi agar bisa bangkit dan tidak terbebankan.   

Salam

Baca Juga: Ganti Uang Kecil dengan Permen, Praktik Buruk yang Didenda di Filipina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun