Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Abang dan Adek Ketemu", Anies Bisa Mendapat Tempat dan Prabowo Bisa Terancam?

5 Maret 2021   10:09 Diperbarui: 5 Maret 2021   10:23 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menghadiri Kongres Partai NasDem tahun lalu. Sumber foto: Kompas.com/Nursita Sari

Pemilihan Presiden (Pilpres) akan kembali berlangsung pada tahun 2024. Secara matematis, tahun 2024 masih jauh. Namun, angka ini tidaklah berarti apa-apa bagi para politikus. Bahkan terbilang singkat untuk melakukan konsolidasi kalau ingin terlibat dalam kontestasi politik.

Terlambat bergerak bisa berarti tidak mendapat rekan dan kendaraan politik. Bergerak cepat dan taktis merupakan pilihan agar rekan politik bisa dirangkul dan kendaraan pun kian mantap untuk melaju di dalam kontestasi politik seperti pilpres.  

NasDem melakukan komunikasi politik dengan Partai Golkar. Melansir berita dari CNN Indonesia.com (5/3/21), partai NasDem yang dipimpin oleh Surya Palo berencana untuk melakukan koalisi dengan partai Golkar.

Koalisi ini bertujuan agar kedua partai bisa mendapat calon penuh dalam pilpres mendatang. Untuk terlibat Pilreps, partai-partai politik membutuhkan 20 persen suara nasional dan 25 persen suara dari kursi parlemen. NasDem sendiri tidak memiliki persentasi suara yang cukup, yang mana hanya memiliki 9,05 persen. Karenanya, NasDem membutuhkan partai lain.

Pendekatan kepada Partai Golkar yang memiliki 12,31 persen bisa membuka peluang bagi NasDem. Andaikata kedua partai bisa bergabung dan mempertahankan koalisi ini menjelang Pilpres, keduanya pun bisa mengusung calon di pilpres 2024.

Namun, siapa calon yang pantas diusung oleh kedua partai ini? Tentunya, pengusungan calon tidak sekadar berlatar belakang dengan partai itu sendiri. Faktor popularitas seorang figur di mata masyarakat bisa menjadi hal yang perlu dipertimbangkan oleh kedua partai.

Anies Baswedan, yang sementara menjabat Gubernur DKI Jakarta bisa menjadi alternatif dari kedua partai ini. Kalau skenario ini terjadi, ini merupakan titik terang bagi Anies untuk terlibat di Pilpres. Dengan ini pula, peluang ditinggalkan oleh Gerindra yang mengusungnya di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017 lalu bukanlah hambatan baginya untuk melebarkan sayap di tingkat nasional.

Popularitas Anies tak bisa diragukan. Ini bisa menjadi poin plus bagi NasDem dan Golkar. Popularitas ini menjadi kuat ketika kedua partai mencari tandem yang setara dengan popularitas Anies. Misalnya, tandemnya dari Partai Golkar.

Peluang Anies diusung oleh NasDem dan Golkar bisa saja terjadi. Anies bukanlah sosok yang asing bagi  NasDem. Gubernur DKI Jakarta ini mendapat sorotan ketika menghadiri Kongres II Partai NasDem di JIExpo Kemayoran (8/11/2019) (Kompas.com 1/11/2021).

Kehadiran Anies dalam kongres NasDem ini mencuat isu politik kalau Anies bisa saja diusung oleh NasDem pada Pilpres 2024. Terlebih lagi, Anies mempunyai kedekatan dengan pimpinan NasDem Surya Paloh. Bahkan Anies sendiri menjadi salah satu dari 45 tokoh nasional yang  turut terlibat dalam deklarasi ormas yang kemudian menjadi partai NasDem.

Latar belakang hubungan Anies dengan partai NasDem ini bisa memberikan jalan bagi Anies menjadi alternatif dari koalisi NasDem dan Golkar. Tentu saja, ini pun bergantung pada diskusi politik di antara kedua belah pihak agar bisa secara penuh menyetujui pencalonan Anies.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun