Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Tak Berkeringat, SBY Jadi Presiden

1 Maret 2021   10:59 Diperbarui: 1 Maret 2021   11:12 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Antara Foto/Nova Wahyudi via Kompas.com

Konflik internal Partai Demokrat berujung pada pemecatan tujuh kader partai itu. Ke-7 kader partai ini dinilai telah melanggar etika partai.

Langkah partai ini terbilang berani dan riskan. Tentu saja, keberanian partai itu terlahir karena pelbagai pertimbangan yang dibuat oleh partai sendiri. Sejatinya juga, sebuah keputusan terlahir demi kepentingan terbaik untuk partai itu sendiri. Dalam mana, lebih baik beberapa sosok dikeluarkan dari partai daripada mereka menjadi duri tajam yang mempengaruhi eksistensi partai.

Namun, di pihak lain keputusan Partai Demokrat ini terbilang riskan. Pemecatan merupakan langkah yang kerap sulit diterima dan diakui dengan tangan terbuka. Yang sering terjadi adalah reaksi protes dengan keputusan itu. Langkah protesnya bermacam-macam. Bisa dengan mempertanyakan keputusan itu atau juga menyerang partai dengan langkah-langkah tertentu.

Dengan demikian, kemelut partai yang bermula dari isu kudeta pada partai tidak selesai begitu saja dengan langkah pemecatan. Terbukti, mereka yang dipecat tidak menerima begitu saja keputusan partai.

Makanya, yang dipecat berharap agar partai Demokrat melaksanakan Konggres Luar Biasa (KLB). Hal ini disampaikan oleh Darmizal, salah satu kader yang dipecat oleh Partai Demokrat. Menurut Darmizal, "pemecatan terhadap dirinya dan 6 kader lainnya memantapkan langkah untuk menggelar Konggres Luar Biasa (KLB)." (Kompas.com 1/3/21)

Tak sampai di situ, mereka yang dipecat mulai bernyanyi. Nyanyian yang kurang merdu tentang keadaan partai.

Bahkan nyanyian itu membuka masa-masa lalu yang melibatkan figur-figur penting partai, termasuk tokoh sentral Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kalau nyanyian mereka ini tidak ditanggapi dengan klarifikasi yang jelas dan rasional, nyanyian mereka bisa mempengaruhi pandangan politik publik tentang partai. Boleh jadi, itu ikut mempengaruhi loyalitas kader-kader partai berwarna biru ini.

Melansir berita dari CNN Indonesia.com, eks politikus Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun menyanyikan lagu yang kurang merdu tentang SBY dan partai Demokrat. Menurutnya, SBY tak berkeringat dalam perjalanan partai, di mana SBY tidak terlalu mengambil peran dalam meloloskan partai Demokrat untuk lolos sebagai parpol pada pemilu 2004.

Kendati demikian, SBY menjadi salah satu sosok penting yang tak diragukan di Partai Demokrat. Beliau menjadi kader partai yang duduk di kursi RI nomor satu sebagai Presiden selama dua periode. Keberadaan SBY ini tidak saja membawa namanya sebagai pribadi, tetapi juga ikut mendongkrak wajah partai di tingkat nasional. Dengan ini, kontribusi SBY untuk partai tak bisa diragukan lagi.

Makanya, tudingan dari kader partai yang dipecat ini bisa dilihat dari pelbagai kaca mata. Dalam arti, tudingan itu tidak bisa dijadikan fakta sejarah yang bisa dibenarkan begitu saja.

Pasalnya, kalau SBY tidak berkeringat dalam perjalanan partai, lantas mengapa beliau yang harus disodorkan untuk menjadi presiden. SBY yang menjadi Presiden di dua periode membahasakan tentang kontribusinya untuk partai Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun