Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Frank Lampard, antara Minim Pengalaman dan Mengukur Kesabaran Klub

21 Januari 2021   08:10 Diperbarui: 22 Januari 2021   03:32 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Lampard, pelatih Chelsea. (Sumber foto: MATTHIAS HANGST/GETTY IMAGES EUROPE/GETTY IMAGES VIA AFP via kompas.com)

Lebih dari 200 juta euro uang yang diberikan kepada klub untuk membeli pemain baru. Tantangan yang cukup berat untuk seorang Lampard, yang nota bene belum terlalu makan garam di dunia kepelatihan.

Tim terlihat bermain tanpa gaya yang tetap. Dengan ini, para pemain juga belum menerjemahkan ide dari Frank Lampard dengan baik.

Hal itu terbukti dalam laga kontra Fulham (17/1). Meski Chelsea bermain dengan Fulham yang hanya bermain dengan 10 orang, pasukan Lampard terlihat tidak memiliki kreativitas untuk mencetak gol. Beruntung Mason Mount mencetak gol kemenangan di menit-menit akhir.

Pertandingan kontra Fulham menjadi alarm sebelum melawan Leicester City (20/1). Leicester City tidak boleh dipandang sebelah mata. Pasukan Brendan Rodgers ini menjadi salah satu saingan kuat di empat besar. Kerap kali mereka merepotkan tim-tim besar.

Benar saja, bukannya Chelsea memperbaiki penampilan dari laga kontra Fulham, Chelsea tetap tampil tidak bergigi. Leicester menghukum Chelsea dengan dua gol tanpa balas.

Kekalahan itu seyogianya menjadi pelajaran serius bagi Chelsea dan lagi-lagi ujian kesabaran bagi pemilik klub atas keberadaan Frank Lampard sebagai pelatih. Namun, sampai kapan Frank Lampard bertahan?

Persoalannya, Chelsea sudah tidak tampil konsisten di 10 pertandingan terakhir. Terlihat Lampard masih sulit membawa keluar anak-anak asuhnya dari kemelut ketidakkonsistensi itu. 

Sementara itu, tim-tim besar lain tetap tampil konsisten dan sebisa mungkin untuk menjaga posisi mereka. Kalau Lampard tidak beranjak dari krisis, boleh jadi Chelsea akan berada pada titik terendah di klasemen Liga Inggris.

Lampard memang kurang berpengalaman dari sisi kerja sebagai seorang pelatih. Namun, musim pertama 2019/20 melatih Chelsea cukup meyakinkan. Makanya, pihak klub tidak tanggung-tanggung untuk memberikan keluasaan bagi Lampard membeli pemian baru dengan harga yang cukup mahal.

Alih-alih ingin memoles penampilan gemilang di musim pertama dengan para talenta-talenta baru, investasi itu terlihat gagal bila menimbang situasi tim saat ini. Lampard terlihat kurang mampu untuk membawa keluar kemampuan para pemain barunya.

Dengan ini pula, Lampard barangkali perlu mengakui bahwa pengalaman berhadapan dengan pemain-pemain baru yang tidak berakar dengan Chelsea merupakan tantangan yang cukup serius. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun