Dialah yang mengatakannya setelah kuungkapkan rasaku. Suaminya sementara bekerja di luar negeri. Sudah empat tahun tidak pulang berlibur.
Menurutnya, suaminya terlihat begitu kecewa. Setelah lebih dari 15 tahun berkeluarga, mereka belum dianugerahi buah hati. Makanya, suaminya cenderung fokus bekerja dan seolah tidak peduli lagi relasi mereka.
***
Pagi ini pesan singkat masuk ke phoneku. Dia ingin bertemu. Di tempat yang sama, di mana kami bertemu untuk kedua kalinya setelah pertemuan pertama di acara pernikahan itu.
Mukanya agak pucat. Senyumannya datar. Tidak biasa.Â
"Pasti ada sesuatu," pikirku.
"Aku hamil," katanya membuka pembicaraan kami di tempat itu.
Dunia seolah berhenti berputar. Aku shock. Alih-alih ingin memanggil pelayan restauran untuk meminta daftar menu, aku tiba-tiba membisu.
Tiba-tiba, pesan puteri tunggalku sebelum datang ke restauran ini terekam jelas di pikiranku.Â
Dia memintaku untuk tidak melupakan acara ulang tahunnya yang ke-10 di panti asuhan. Dia dan ibunya akan lebih dahulu berangkat ke panti asuhan agar bisa menyiapkan segala sesuatunya di sana.Â
Salam