Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bayern Munchen Tancap Gas di Laga Perdana Liga Champions dan Pesannya bagi Eropa

23 Oktober 2020   07:59 Diperbarui: 23 Oktober 2020   10:50 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kingsley Coman, pemain Bayern Muenchen membobol gawang Atletico Madrid. Pada laga Liga Champions yang berlangsung Kamis (22/10/2020) dini hari WIB, Bayern Muenchen berhasil menundukan Atletico 4-0.| Sumber: twitter.com/ChampionsLeague

Mengawali petualangan di Liga Champions pada musim ini, Munchen berhadapan dengan Atletico Madrid. Laga perdana kontra Atletico Madrid bisa menjadi gambaran penampilan mereka.

Tidak tanggung-tanggung, pada laga perdana Munchen langsung tancap gas. Lewandowski dan kawan-kawan mampu menghajar Atletico dengan skor 4-0. Skor yang cukup besar.

Kemenangan ini bisa menandakan bahwa Munchen bisa menjadi pesaing terkuat peraih trofi Liga Champions musim ini. Dengan itu pula, Munchen berpeluang untuk mempertahankan trofi Liga Champions. Makanya, tim-tim lain harus bekerja ekstra keras untuk membawa trofi Liga Champions dari Munich.

Laga kontra Atletico terbilang spesial untuk melihat kesiapan Munchen pada musim ini. Atletico bukanlah tim sembarangan di kompetisi Liga Champions. Sudah pernah dua kali masuk final di Liga Champions dalam satu dekade terakhir.

Selain itu, pasukan dari Diego Simeone ini juga terkenal sebagai pasukan pekerja keras. Kerap kali menjadi tim yang merepotkan banyak tim besar di ajang Liga Champions. Liverpool merasakan hal itu pada musim lalu.

Pola permainan keras dan intensif yang dipadukan dengan taktik serangan balik kerap menjadi andalan Atletico Madrid. Makanya, tak heran tim seperti Barcelona dan Real Madrid harus tunduk ketika berhadapan dengan Atletico Madrid.

Namun, kekuatan Atletico seolah tidak berarti di hadapan Munchen. Sebagaimana penampilan Munchen pada musim lalu, Munchen tetap mencukur lawan-lawannya dengan skor besar.

Empat gol bersarang ke gawang Oblak. Pun, pemain depan seperti Jaoa Felix dan Luis Suarez menjadi ompong di hadapan kolektivitas lini belakang Munchen.

Sebenarnya, bukan Atletico yang lemah. Akan tetapi, Munchen sementara berada pada titik puncak. Permainan apik yang ditunjukkan lewat kolektivitas tim menjadi andalan Munchen.

Munchen tidak mempunyai Messi seperti di Barca, Ronaldo di Juventus, atau juga Neymar dan Mbappe di PSG. Akan tetapi, Munchen mempunyai tim yang bekerja bersama.

Lewandowski yang sekiranya digadang meraih trofi Ballon d'Or musim ini tidak akan tampil menonjol laiknya bintang-bintang lain apabila tanpa ditopang kolektivitas tim. Dia ditopang oleh 10 pemain lain. Makanya, saat Lewandoski mandul, para pemain lain tampil sebagai skorer bagi klub.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun