Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Idola Saya Sudah Jarang Menulis di Kompasiana

22 Oktober 2020   08:35 Diperbarui: 22 Oktober 2020   08:42 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis. Sumber foto: Pixbay. com

Selain menulis, saya tetap mengikuti dari dekat tulisan idola saya. Kali ini, bukan hanya satu idola. Akan tetapi, muncul salah seorang lagi. Penulis di kanal politik.

Tulisan politiknya juga bernas dan meyakinkan seperti idolaku yang pertama. Ketika kedua nama orang ini muncul di halaman depan kompasiana, saya selalu membacanya. Mencerna ide dan alur pikiran mereka.

Namun, situasi berbeda saat ini. Dua orang idola ini jarang sekali menulis. Entah kapan mereka mulai jarang menulis di Kompasiana, saya tidak tahu persis.

Idola yang pertama pernah muncul beberapa bulan yang lalu. Dia juga menulis artikel politik. Seperti biasa, tulisannya jelas dan tajam. Pembacanya juga banyak.

Idola yang kedua sempat aktif. Namun, kemudian dia menghilang. Jarang menulis. Dia juga menulis politik dan juga beberapa hal yang berhubungan dengan humaniora.

Idolaku sudah jarang muncul di kompasiana. Sementara saya, sejak tahun lalu berupaya konsisten menulis di Kompasiana. Sangat senang ketika tulisan saya berada di satu halaman dengan idola. Apalagi jika sama-sama bertengger di kolom Artikel utama. Bangga dan senang.

Hemat saya, mereka termasuk penulis berkualitas. Mereka mempunyai andil dalam perjalanan saya di kompasiana. Paling tidak, saya belajar bagaimana mengungkapkan ide agar menarik dan bisa dibaca oleh orang lain.

Tentang kejarangan mereka menulis di Kompasiana, pelbagai pertanyaan sempat muncul. Salah satunya, mengapa mereka sudah jarang menulis di Kompasiana?

Saya coba berpikir positif. Barangkali mereka mempunyai kesibukan yang sangat sulit dihindari. Toh, saya vakum dari Kompasiana gara-gara kesibukan yang banyak memakan energi dan tenaga. Karena kesibukan itu, saya tidak menulis sama sekali selama dua tahun.  

Selain itu, idola tetaplah idola. Idola melekat dengan dorongan dan inspirasi yang bisa menggerakkan kita untuk melakukan hal yang sama atau berbeda. Mereka bisa menjadi panutan. Termasuk, kehadiran dan pengalaman saya berkompasiana. 

Walau demikian, kita sekiranya sadar akan jalan hidup kita sendiri. Jalan hidup seorang idola berbeda dengan kita. Seorang idola mempunyai jalan hidupnya sendiri. Kita pun tidak bisa mengatur dan meniru bulat-bulat jalan hidup idola kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun