Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Faktor yang Bisa Memenangkan Pilkada di Tengah Pandemi

6 September 2020   21:04 Diperbarui: 8 September 2020   21:52 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pilkada. Sumber foto:Kompas/Didie SW

Tanpa mengesampingkan pesta demokrasi itu sendiri, kesehatan juga menjadi bagian yang sangat penting. Apalagi belum ada obat ataupun vaksin yang menjadi jaminan bagi kesehatan masyarakat. Bukan tidak mungkin, banyak rakyat yang lebih memilih kesehatan daripada terlibat dalam kerumunan massa demi kepentingan pilkada.

Karena itu, pesta demokrasi ini bisa saja sepi pendukung. Atau juga ramai tetapi risikonya bisa besar seperti terbukanya peluang keterjangkitan covid-19. Terlebih lagi, tidak ada pengecekan yang ketat di setiap aktivitas yang melibatkan kerumunan banyak orang.

Seperti yang terlansir dalam CNN Indonesia.com (5/9/20), Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan bahwa 46 persen pemilih enggan untuk memilih di Pilkada tahun ini karena faktor pandemi yang sedang berlangsung.

Survei ini tidak serta merta menjadi kata final untuk membenarkan apa yang akan terjadi. Akan tetapi survei ini bisa menjadi salah satu tolok ukur bagi para calon melihat keterpilihan mereka di Pilkada tahun ini di tengah situasi pandemi.

Kita tidak bisa mengatakan bahwa pandemi akan berakhir di bulan Desember saat terjadi Pilkada. Boleh jadi, pandemi akan terus ada dan situasinya malah semakin genting.

Lihat saja, penambahan pasien di beberapa hari terakhir. Hari ini saja (6/9), ada penambahan 3000-an kasus corona di Indonesia. Sementara itu, tinggal 3 bulan lebih masyarakat berhadapan dengan pilkada.

Maka dari itu, para calon perlu mencerna situasi masyarakat atau pemilih di tengah situasi pandemi. Yang bisa keluar sebagai pemenang adalah mereka yang mempunyai basis pendukung kuat. Mereka akan memilih tanpa pandang situasi yang terjadi. Mereka adalah loyalis yang sungguh-sunggu mau memenangkan calon mereka.

Kalau sudah mengukur kekuatan basis kekuatan ini, para calon bisa mensurvei masyarakat yang berada di area kegamangan. Mereka yang berada pada area ini adalah mereka yang enggan untuk memilih karena faktor pandemi.

Para kandidat bisa menggunakan strategi bagaimana mengundang mereka untuk hadir dalam pesta demokrasi sembari memberikan jaminan keselamatan kesehatan bagi mereka. Bagaimanapun, situasi pandemi korona bisa mempengaruhi pemilih terlibat dalam kontestasi politik. 

Pandemi korona bisa memengaruhi peta politik di sebuah kontestasi. Figur petahana bisa saja tergeser karena korona. Atau juga petahana diuntungkan oleh korona karena dia mempunyai basis massa yang sudah terbangun semenjak mereka duduk di bangku kekuasaan. 

Dengan kata lain, pandemi korona bisa memengaruhi peluang para kandidat dalam memenangi kontestasi politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun