Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Karier Politik Gibran dan AHY, Langkah Jokowi Lebih Taktis daripada SBY?

19 Juli 2020   08:35 Diperbarui: 25 Juli 2020   13:20 11867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Gibran dan AHY di tahun 2017. (foto: Kompas.com)

8 tahun kemudian, Gibran mencalonkan diri menjadi walikota Solo. Kalau menang, ini berarti Solo dalam waktu yang relatif singkat berada di bawah komando satu keluarga.

Laju politik Jokowi cukup fenomenal. Dia berhasil muncul sebagai bintang baru dalam dunia perpolitikan tanah air. Karisma, brand politiknya dengan tema "blusukan", dan pencapaiannya sewaktu menjadi pemimpin politik di Solo dan DKI Jakarta menarik perhatian publik.

Saya kira Jokowi berada di istana hingga dua periode sampai saat ini berkat penampilannya dan performanya. Dia menunjukkan diri sebagai pemimpin yang membawa keberbedaan dengan para pemimpin terdahulu.

Ini bisa menjadi pekerjaan rumah untuk Gibran sekaligus tantangan. Bagaimanapun orang bisa saja memilih Gibran karena ingin memiliki visi kepemimpinan yang pernah dimiliki oleh Jokowi. Pada saat harapan itu tidak tercapai, masyarakat kecewa dan Gibran bisa terperosok di mata rakyat.

Terlepas dari hal itu, kehadiran Gibran bisa tidak lepas dari pengaruh sang ayah. Memang, sangat sulit mendeteksi apakah Jokowi berperan langsung pada pencalonan dan restu PDIP pada Gibran ataukah itu faktor keputusan politis semata.

Namun, kalau melihat lebih jauh, langkah Jokowi terbilang taktis. Secara tidak langsung, dia mempersiapkan Gibran untuk mengikuti jejak yang sama.

Dia membiarkan Gibran masuk dan terlibat dalam kontestasi. Pembiaran ini juga bisa membahasakan restu seorang ayah. Langkah selanjutnya sangat bergantung pada Gibran sendiri.

Jokowi tidak memiliki partai. Gibran sendiri mendapat restu dari partai yang sangat lekat dengan Jokowi. Dengan ini, pengaruh Jokowi bisa saja tak terhindarkan.

Berbeda dengan mantan Presiden SBY, pendahulu Jokowi. Meski mendirikan partai, langkah politis SBY terbilang masih tradisional.

Tongkat estafet kepemimpinan dari SBY ke AHY untuk memimpin partai Demokrat dilihat lebih karena faktor keluarga. Pendeknya, warisan keluarga.

Selain itu, AHY baru dipersiapkan menjadi pemimpin politis saat SBY sudah turun dari bangku kekuasaan di istana negara. Saat semasih berada di istana, AHY masih aktif memainkan perannya di militer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun