Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membongkar Pandangan Menarik Hanya dari Ciri Fisik Tertentu

3 Juni 2020   08:42 Diperbarui: 3 Juni 2020   08:35 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: flickr.com

Kerap kali, aksi rasis terlahir karena pola pandangan sempit. Misalnya, menjadi menarik hanya karena ciri-ciri fisik tertentu. Saat berseberangan dengan pandangan itu, seseorang pun dinilai tidak menarik.

Ada salah satu iklan yang biasa diputar di stasiun TV di Filipina. Iklan sampo. Ada beberapa perempuan yang menjadi model iklan itu. Mereka berasal dari pelbagai daerah di Filipina. Hal itu bisa terbaca dari bahasa daerah yang dipakai oleh para model.

Menariknya, ciri rambut dari para model iklan itu berbeda-beda. Bukan saja yang rambut lurus yang ditekankan, tetapi juga ada model yang berambut keriting dan berombak.

Beda sekali, dengan iklan lainnya yang kerap menekankan model rambut lurus sebagai fokus iklan. Karenanya, memakai sampo agar berambut lurus ataukah memakai sampo karena berambut lurus.   

Pada salah satu sisi, iklan ini bisa membahasakan cara produser dalam menangkap potensi pasar. Dalam mana, sampo bukan saja untuk yang berambut lurus. Tetapi, itu bisa dipakai oleh siapa saja. Dengan kata lain, sampo memang  untuk kesehatan rambut, dan bukannya untuk meluruskan rambut.

Di pihak lain, iklan itu membahasakan realitas yang semestinya. Menjadi menarik bukan saja berciri rambut lurus. Menjadi menarik juga bisa karena berambut ombak dan keriting.

Cenderung menekankan sisi menarik dari ciri fisik tertentu bisa memenjarakan pikiran dan pola laku kita. Kita bisa saja berpikir kalau menjadi menarik harus berambut lurus, sementara yang tidak masuk kriteria itu tidaklah menarik. Bahkan ciri rambut bisa menciptakan bahasa rasis.

Seorang kakak perempuan, tetangga kami di Manggarai, memanggil adiknya yang berambut keriting dengan sebutan rigit. Rigit adalah bahasa Manggarai untuk rambut keriting.

Gara-gara rambutnya, nama yang sebenarnya dari adiknya itu terabaikan. Terbiasa dipanggil rigit dari rumah, akhirnya menjadi panggilan umum di lingkungan kami.

Namun, situasi berbeda saat teknik rebounding rambut mulai menjamur. Sang adik pun ikut meluruskan rambutnya. Perlahan panggilan rigit menghilang bersama perubahan ciri rambutnya.

Panggilan seperti itu kerap kali berdampak melukai daripada bernuansa keakraban. Yang berambut keriting merasa rambutnya tidak menarik. Makanya, rebounding menjadi pilihan agar menjadi menarik di mata orang lain.

Selain itu, pada hari-hari terakhir ini jagad media sosial kita dibanjiri oleh ketertarikan netizens pada sebuah aplikasi. Face App.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun