Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Situasi Normal yang Kembali, Tanpa atau Bersama Kesadaran Baru?

2 Juni 2020   20:36 Diperbarui: 5 Juni 2020   05:36 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kenormalan baru. (sumber: shutterstock/Mia Studio via kompas.com)

Misalnya, wajib bermasker di tempat publik seperti tempat ibadah, jaga jarak, berupaya menjauhi kerumunan, menjaga kebersihan diri, sering menggunakan alkohol/sanitizer dan lain sebagainya. Pendeknya, sebagian besar dari orang-orang yang saya tanyakan memahami gagasan new normal.

Konteks pengamatan ini memang parsial. Konteksnya, masyarakat yang berada di pinggiran ibukota provinsi. Akses pada media, baik itu internet dan TV memungkinkan mereka untuk mendapat pengetahuan tentang protokol new normal.

Coba kalau pertanyaan tentang protokol new normal diutarakan pada masyarakat yang jauh dari akses komunikasi. Alih-alih menjawab pertanyaan, mereka pun bisa bingung dengan istilah yang ditanyakan.

Pemahaman tentang new normal tidak lepas dari upaya sosialisasi pemerintah lewat media TV maupun media sosial. Sosialiasi yang dilakukan secara tahap demi tahap yang dilewati oleh masyarakat semenjak fase karantina ketat hingga masa new normal sangatlah membantu. Dengan itu, masyarakat ikut tahu dan sadar tentang gagasan new normal.

Kemarin (1/6/2020), pemerintah provinsi di mana saya tinggal di Filipina mengeluarkan kebijakan setelah masa karantina berakhir. Masyarakat se-provinsi mesti mengikuti protokol new normal. Situasi menjadi longgar bila dibandingkan dengan apa yang diterapkan di kota Metropolitan Manila.

Di dua hari awal ini, saya coba memerhatikan bagaimana masyarakat menjalani apa yang mereka pahami tentang protokol new normal. Rupanya, mewujudkan aturan new normal tidaklah gampang.

Trafik dan kerumunan tidak bisa dihindarkan. Tidak sedikit orang yang tidak mengenakan masker. Berjalan di tempat publik tanpa masker. Berkendaraan motor yang seyogiannya hanya satu orang, pengecualian kalau suami-istri, malah ada yang gonceng bertiga.

Pada titik ini, implementasi gagasan new normal tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Masih perlu pengawasan ketat. Masih perlu kontrol ketat dari pihak pemerintah agar masyarakat tersadar dan betul-betul mempraktikkan protokol new normal.

Hemat saya, tujuan utama gagasan new normal agar kita tidak terjangkit dari virus korona. Kita menciptakan sistem yang bisa meminimalisir, mencegah, dan melindungi diri kita dari serangan virus korona. Makanya, adanya protokol new normal yang diberlakukan di pelbagai tempat publik.

Selain itu, perlu ada kesiapan dari sisi masyarakat untuk menjalani protokol new normal. Memang, idenya siap atau tidak, protokol new normal tetap berjalan. Harapannya, masyarakat akan terbiasa dengan sistem yang ada.

Namun, sebuah kebiasaan akan tercipta saat itu dilakukan terus menerus. Dalam arti, masyarakat terus menerus mempraktikkan aturan dan cara hidup yang tergariskan dalam protokol new normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun