Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Berstatus Senior, Berperan sebagai Mentor dan Bukannya Penguasa

21 Mei 2020   10:49 Diperbarui: 22 Mei 2020   03:44 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mentor. Sumber foto: pexel.com

Mencermati Intensi Relasi Senior dan Yunior

Kalau intensi mendasar dari relasi senior dan yunior ini serupa relasi seorang mentor dan yang dimentori, hal itu bisa dipahami dan diterima. Bekal pengalaman seorang yang berposisi senior bisa membantu yunior.

Model bantuannya itu bisa berupa bimbingan yang dikemas dalam rupa pengetahuan dan skill tertentu. Jadinya, pengetahuan dan skill yang dimiliki oleh seorang senior sekiranya kelak menjadi kepunyaan yunior.  

Masalahnya, ketika status senior ini mengesahkan kekuasaan dan superioritas. Pada titik ini, klasifikasi senior dan yunior terjebak pada praktek yang salah. Ditambah lagi, jika praktik itu bermuara pada aksi merendahkan mereka yang berposisi yunior.

Persoalan bisa kian menjadi rumit tatkala kekerasan yang dilakukan oleh senior dinilai sebagai sesuatu yang diterima dan dipahami. Sebaliknya, kritik seorang yunior kepada senior sangat haram untuk dilakukan.

Pola relasi senior dan yunior mempunyai sisi untung dan ruginya. Keuntungannya, orang yang dinilai sebagai yunior mempunyai mentor yang bisa membantu dirinya untuk belajar dan beradaptasi. Kerugiannya, saat status senior dimanfaatkan untuk membenarkan aksi kekerasan dan penindasan kepada pihak yunior.

Ya, tidak sedikit persoalan kekerasan terjadi dalam relasi senior dan yunior. Contohnya, di lingkungan sekolah. Pihak yang sudah lama berada di sekolah itu membaptis diri mereka sebagai pihak senior yang mesti dihormati dan disegani. Yang baru tiba di sekolah, harus mengakui posisi mereka sebagai senior.

Sewaktu status senior itu tidak diakui dan dilecehkan, pada saat itu pula kekerasan bisa berpeluang terjadi. Yunior yang berani melawan senior bisa mendapat perlakuan tidak terpuji.

Kalau pola pikir ini sudah mengakar, siklus yang sama akan terus terjadi setiap tahun. Orang yang berstatus senior boleh tamat sekolah atau pergi, tetapi titel senior dan yunior tetap ada. Hanya ganti pelaku dengan pola dan cara hidup yang sama.

Senioritas yang menempatkan diri sebagai mentor seyogianya dipertahankan. Dalam mana, pihak yang dipandang sebagai senior mempunyai kewajiban untuk membantu orang-orang yang baru belajar. 

Posisinya sebagai senior karena faktor pengalaman dan pengetahuan dimanfaatkan untuk menuntun orang-orang baru pada jalan yang benar. Dengan ini, status senior itu memainkan peran sebagai mentor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun