Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mentalitas Antisipasi, Jalan Keluar agar Kita Tidak Panik di Tengah Krisis

18 Mei 2020   17:23 Diperbarui: 18 Mei 2020   17:30 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pexel.com

Vietnam melakukan langkah antisipasi sedini mungkin. Pasalnya, pada awal bulan Januari, Vietnam sudah melakukan persiapan. Ketika kasus pertama ditemukan pada 23 Januari, Vietnam bertindak cepat agar korona tidak menyebar luas. Situasi di Vietnam menggambarkan mentalitas antisipasi pemerintah dan masyarakat pada situasi yang terjadi karena korona. (BBC.com 15 Mei 2020).

Apa yang dilakukan oleh Vietnam merupakan pelajaran berharga dalam mempersiapkan diri berhadapan dengan krisis. Persiapan sejak awal menjadi langkah antisipasi yang terbilang tepat dalam menghadapi pelbagai kemungkinan buruk karena wabah virus korona.

Hasil yang baik selalu bermula dari persiapan. Kalau kita ingin mencapai hasil yang memuaskan, kita mesti melakukan persiapan tertentu. Persiapan itu pun merupakan bentuk antisipasi kita pada hal-hal yang tidak terduga.

Pada satu sisi, kita bersiap agar kita tidak terlalu terpukul oleh krisis. Pada sisi lain, kita mempersiapkan diri agar kita mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di luar prediksi. Dengan ini, kita terlalu cemas dan kuatir dengan pelbagai kemungkinan yang terjadi.

Dalam berhadapan pandemi korona ini, salah satu persoalan yang bisa kita lihat adalah mentalitas masyarakat. Sebelum kasus korona masuk ke Indonesia, tidak sedikit orang yang tidak mau peduli. Bahkan saat korona sudah ada di Indonesia, tempat-tempat yang negatif korona terkesan tanpa persiapan.  

Adik saya bercerita tentang situasi di kota kami, di Flores. Saat ada pasien yang dinyatakan pasien dalam pengawasan (PDP) di rumah sakit daerah, seketika itu juga situasi kota berubah sunyi. Sangat sedikit yang keluar rumah.

Tetapi saat pasien itu dinyatakan negatif korona, kota kembali ramai walaupun pihak pemerintah menghimbau untuk tetap tinggal di rumah dan menjauhi keramaian.

Mentalitas seperti ini sudah membahasakan tentang langkah persiapan yang terjadi di lapangan. Tidak ada langkah antisipasi apabila virus sudah ada di depan mata. Makanya, saat terjadi kasus pertama diumumkan ke publik, banyak orang yang cemas dan takut.

Rupanya, sikap antisipasi kurang mengakar di tengah masyarakat. Umumnya, banyak orang baru mempersiapkan diri di saat persoalan sudah berada dekat di depan mata.

Tetapi, saat persoalan masih jauh di seberang lautan, orang-orang tidak mau peduli. Tidak heran, hasilnya pun tidak memenuhi target dan bahkan di bawah standar.

Tetapi kalau persiapan itu dilakukan sejak awal, persoalan bisa ditangani secara teratur. Kita pun bisa mengantisipasi pelbagai kemungkinan yang tidak terduga. Pada akhirnya, kita merasa nyaman dan bukannya panik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun