Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salah Satu Persoalan Sosial yang Bisa Saja Terjadi di Masa Lockdown

30 Maret 2020   18:04 Diperbarui: 30 Maret 2020   18:02 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto Canstockphoto.com

Lebih dari dua pekan, pemerintah Filipina sudah menerapkan aturan karantina, terlebih khusus di wilayah Pulau Luzon. Pulau Luzon merupakan pulau terbesar di Filipina. Di pulau ini terletak ibukota negara dan beberapa wilayah yang menjadi pusat bisnis dan politik Filipina.

Aturan ini meliburkan banyak sektor kehidupan. Tidak luput ini juga mengharuskan banyak pekerja untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Perintah paling utama adalah tinggal di rumah selama masa karantina.

Seruan tinggal di rumah menggema di mana-mana. Bahkan untuk mendisiplinkan masyarakat, pemerintah menggerakan aparat mulai dari tingkat desa hingga tingkat pusat. Yang melanggar aturan bahkan mendapat sanksi dari aparat.  

Tinggal di rumah seolah menjadi undangan dan kewajiban bagi banyak masyarakat. Ada waktu dan jadwal untuk keluar rumah. Itu pun tidak semua orang bisa keluar rumah dan bepergian.

Salah seorang tetangga rumah sudah dua pekan tidak melihat pasar di kota. Jarak dari rumahnya ke pasar hanya sekitar 5 km. Padahal hampir setiap hari dia pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga. Karena aturan karantina, dia harus tinggal di rumah dan suaminya yang ke pasar karena hanya suaminya yang mempunyai kartu identitas karantina.

Umumnya, di tempat saya berada saat ini, hanya ada satu anggota keluarga yang boleh melakukan perjalanan ke tempat publik. Anggota keluarga itu sudah mengantongi kartu identitas yang sudah disahkan oleh pemerintah setempat.

Setelah lebih dari dua pekan, kondisi karantina disambut secara berbeda. Ini bergantung pada situasi sosial dan ekonomi dari masyarakat.

Salah satu persoalan adalah bagi mereka yang berharap pada pendapatan harian. Yang berpendapatan harian adalah mereka yang mendapat gaji karena pekerjaan yang mereka lakonkan berdasarkan hari mereka bekerja. Tidak bekerja sehari berarti tidak ada gaji.

Banyak orang yang digaji secara harian. Karenanya, situasi karantina yang membatasi pekerjaan mereka memberikan kesulitan bagi hidup mereka. Pendapatan itu menjadi jaminan bagi mereka menafkahi keluarga dan membeli kebutuhan harian.

Bayangkan kalau selama hampir sebulan para pekerja ini diminta untuk tinggal di rumah. Jadi selama sebulan mereka tidak mempunyai pendapatan. Padahal pendapatan itu menjadi tiang topang kehidupan harian.

Bagusnya, kalau pemerintah mau menunjang semua kebutuhan selama masa karantina. Kalau tidak, hal itu bisa menimbulkan persoalan baru di keluarga dan di tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun