Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid 19, Kematian yang Sepi dan Upaya Pamakaman yang Layak

26 Maret 2020   08:34 Diperbarui: 26 Maret 2020   11:41 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pandemic Covid-19 membunuh dua kali. Pertama, ini menutup kesempatan keluarga dari orang yang dikasihi bertemu sebelum kematian. Kedua, hal ini tidak mengijinkan seorang pun untuk mendekat anggota keluarga yang meninggal." Demikian pernyataan Andrea Careto, yang bekerja di rumah pemakanan di Milan, Italia (BBC.com 25/3/2020)

Tiap konteks sosial dan budaya memiliki cara memperlakukan orang yang telah meninggal dunia. Perlakuan kita umumnya menunjukkan rasa respek dan cinta kepada orang yang meninggal dunia.

Perlakuan kita kepada orang yang telah meninggal dunia juga menunjukkan sisi kedekatan kita dengan orang tersebut. Kalau mempunyai relasi yang spesial, kita biasanya sebisa mungkin untuk memberikan yang terbaik pada waktu pemakaman dan segala upacara yang bersentuhan dengan kematian orang tersebut.

Perlakuan spesial itu bisa dibatasi karena situasi.  Hal inilah yang terjadi pada pelayanan orang-orang yang meninggal dunia karena penyakit Covid-19 di Italia.

Tingkat kematian yang tinggi dan dampak dari Covid-19 membatasi proses pemakaman. Sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal di rumah sakit tanpa kehadiran keluarga. Proses pemakaman juga tanpa kehadiran keluarga, teman dan orang-orang terdekat.

Melansir berita di BBC News. com (25/3/2020), di tengah banyaknya kematian pasien Covid-19, pemerintah Italia melarang melakukan upacara pemakaman laiknya praktik yang sudah dilakukan sebelumnya.

Seperti misal, konteks negara Italia yang kental dengan agama Katolik. Dalam tradisi Katolik, seorang yang meninggal dunia akan mendapat pelayanan berupa acara keagamaan di gereja. Tetapi pelayanan itu tidak terjadi.

Ini merupakan pengalaman yang menyakitkan. Seorang yang dicintai tidak mengalami pemakaman yang layak. Dalam mana, tidak ada ungkapan perpisahan dan acara pemakaman yang biasanya terjadi bersama keluarga, teman dan orang-orang tercinta.

Mau tidak mau, keluarga mesti memercayakan orang-orang yang meninggal pada tempat pemakaman untuk menangani keluarga mereka. Kunjungan sangat dilarang. Alasannya karena penularan Covid-19 yang begitu cepat dan tinggi.

Perlakuan terhadap pasien yang meninggal dunia dilakukan ala kadarnya. Mereka dikubur tanpa pakaian terbaik atau pakaian favorit mereka.

Kalau ada keluarga yang kebetulan memberikan baju, pihak pemakaman hanya menempatkan baju mereka di atas tubuh orang yang meninggal dunia. Mereka tidak lagi mendandani orang yang meninggal dunia seperti kebiasaan yang biasa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun