Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Covid-19: Nikah Ditunda, Bukanlah Akhir dari Relasi tetapi Solusi Melindungi Banyak Orang

20 Maret 2020   12:04 Diperbarui: 20 Maret 2020   21:59 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.com

Di hadapan serangan wabah virus Corona, banyak orang yang harus membatalkan rencana, program dan jadwal mereka. Apalagi kalau hal-hal itu berada dalam jangka waktu karantina dan lockdown yang ditentukan oleh pemerintah.

Betapa tidak, arahan untuk melakukan "social distancing" dan menjauhi keramaian berada di balik pembatalan itu. Apa jadinya sebuah acara sukacita, seperti perayaan pernikahan, hanya dihadiri orang-orang terbatas dengan pembatasan-pembatasan tertentu. Hambar!

Di Filipina, pemerintah membatasi jumlah orang dalam kerumunan hanya maksimal 30 orang. Dalam situasi itu, setiap orang yang hadir mesti diwajibkan untuk menjaga jarak. Paling kurang, jarak antara satu dengan yang lain adalah 1 meter.

Berhadapan dengan situasi seperti itu, pembatalan acara-acara yang berhubungan dengan keramaian merupakan solusi. Meski sulit untuk membatalkan sebuah acara, tetapi itu merupakan solusi untuk melindungi banyak orang.  

Saya kira tidak sedikit orang, kelompok dan institusi yang membatalkan acara-acara mereka selama wabah virus Corona menyerang. Tujuannya, untuk meminimalisir penyebaran virus Corona kepada orang yang lebih banyak.

Memang sangat sulit untuk membatalkan sebuah jadwal yang sudah direncanakan dalam jangka waktu yang lama. Tetapi kalau mau berpikir lebih jauh, pembatalan itu mempunyai tujuan baik. Tujuannya bukan saja untuk penyelenggara acara, tetapi juga bagi siapa saja yang terlibat dalam acara tersebut.

Penyelenggara acara sudah menjauhkan dirinya dari resiko besar. Sementara itu banyak orang terlindungi dari kemungkinan terburuk.

Di beberapa tempat di Filipina, bulan Maret dan April begitu banyak orang yang memutuskan untuk melangsungkan pernikahan. Salah satu alasan adalah karena banyak orang yang berlibur pada bulan-bulan seperti itu. Pada bulan-bulan itu juga, cuaca memungkinkan untuk membuat acara-acara besar.

Seperti di Indonesia, acara pernikahan kerap dihadiri banyak orang. Acara dikemas dengan pelbagai program.

Secara umum, program-program itu tidak luput keterlibatan dari banyak orang. Jadi, acara pernikahan tanpa kehadiran banyak orang terasa mustahil bagi orang Filipina. Saya kira ini juga berlaku untuk orang Indonesia.

Banyak pasangan yang sudah merencanakan pernikahan sejak bulan Januari. Di balik rencana itu, mereka harus menjalankan proses tertentu agar memenuhi kriteria untuk menikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun