Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saat Siswa Memukul Guru Tidak Hanya Terjadi di Indonesia, tetapi Juga di Filipina

6 Maret 2020   06:16 Diperbarui: 6 Maret 2020   06:17 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Detik.com

Aksi kekerasan di dunia pendidikan kembali terjadi di Indonesia. Kali ini terjadi di kota Karang, Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tidak tanggung-tanggung, tiga orang siswa mengeroyok guru mereka.

Muara dari kasus ini adalah perihal daftar hadir. Adalah Yelfret Malafu, guru bahasa Indonesia yang menjadi korban pengeroyokan dari tiga orang siswa tersebut (kupang.tribunnews.com 4/3/2020).

Peristiwa ini tentunya menjadi noda bagi proses pendidikan di Indonesia. Bisa dikatakan kalau ada yang salah dalam proses pendidikan itu hingga para siswa bukannya bertumbuh menjadi pribadi yang berakhlak, malah menjadi pribadi yang tak berprikemanusiaan.  

Peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh peserta didik kepada murid bukan hanya terjadi di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di salah satu provinsi di Filipina, tepatnya di kota Bacolod.

Seorang guru perempuan, Kristel Anne Valencia mengajukan komplain kepada siswanya yang berusia 16 tahun karena melakukan tindakan kekerasan kepadanya. Sang guru menyatakan kalau siswanya itu memukulnya beberapa kali, menarik rambutnya dan bahkan mendorong kepalanya ke sofa (inquirer. Net 5/3/2020).

Tidak tinggal diam, sang guru pun melaporkan peristiwa ini kepada pihak sekolah, kantor pendidikan dan pihak kepolisian untuk melakukan investigasi.

Karena peristiwa ini, sang guru mengalami trauma. Pihak medis meminta sang guru untuk untuk beristirahat selama 3-5 hari.

Peristiwa ini bermula dari media sosial. Sang siswa memberikan chatting yang cukup memalukan kepada gurunya. Tidak terima dengan isi chatting itu, si guru itu pun mengirimkan isi chatting itu ke sebuah grup untuk memberitahukan apa yang dilakukan siswa tersebut.

Karena hal itu, guru itu dan siswa diminta untuk berbicara di kantor kepala sekolah untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi. Namun yang terjadi sang siswa menyangkal apa yang dilakukannya itu. Tidak sampai di situ, sang siswa kemudian bertindak kasar di ruang kepala sekolah.

Beruntung beberapa guru berada di tempat kejadian. Melihat pristiwa itu, para guru melerai kejadian yang sedang terjadi. Sang guru kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan sementara si siswa dilaporkan ke kantor polisi.

Sang siswa sebenarnya mempunyai rekam jejak yang tidak baik di sekolah. Beberapa kali dia melakukan pelanggaran di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun