Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Liburan Hanya Membawa Beban Batin

5 Januari 2020   22:20 Diperbarui: 5 Januari 2020   22:19 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto BBC News. com

Seorang teman merasa tidak terlalu bahagia saat mengakhiri waktu liburannya bersama keluarga. Kecemasannya dilatari oleh pikiran dan perasaannya pada pekerjaan yang ditinggalkannya. Menurutnya dia ikut berlibur hanya karena tuntutan suami dan anak-anak. Sebenarnya dia ingin tetap di rumah dan melanjutkan pekerjaannya.

Dua pekan berada jauh dari rumah dan pekerjaan seolah tidak membawah kenyamanan dan kesegaran selamat waktu liburan. Selama berlibur dia malah kerap berpikir tentang pekerjaan yang ditinggalkan dan bagaimana para karyawan bekerja saat mereka pergi jauh.

Liburan yang seharusnya menjadi kesempatan untuk rileks malah membawa beban pikiran. Liburan yang seharusnya kesempatan untuk menarik kembali energi dan inspirasi baru, malah menjadi beban yang sulit untuk dipikul.

Pada dasarnya liburan merupakan kesempatan untuk istirahat dari aktivitas sehari-hari. Dampak dari waktu istirahat ini adalah adanya kesegaran raga dan jiwa, pembaharuan komitmen dan mendapatkan kekuatan untuk mengawali hari kerja lainnya.

Meski demikian, tidak sedikit orang yang mengalami beban batin saat mengakhiri masa liburan. Beban batin itu terjadi saat memasuki dunia aktivitas seperti biasa.

Beban batin itu berupa bayangan aktivitas yang menumpuk, menjenuhkan dan menuntut energi. Karenanya, tidak sedikit muncul komentar kalau maunya liburan terus.

Hemat saya, beberapa hal yang bisa menjadi penyebab kita mengalami beban batin di akhir hari liburan kita.

Hal itu bisa disebabkan karena tidak ada persiapan raga dan batin kita sebelum menghadapi sebuah liburan, apalagi liburan panjang. Kita mengabaikan disposisi batin dari tujuan kita berlibur.

Berlibur sebenarnya bukan semata-mata ketiadaan aktivitas atau jauh dari rutinitas harian. Berlibur bisa merupakan kesempatan untuk pembaharuan diri. Pembaharuan diri itu bisa dilakukan dengan pergi ke tempat tertentu yang memberikan kesenangan, berkumpul bersama keluarga atau juga menjalankan hobi tertentu.

Karenanya mesti ada kesadaran di dalam diri tentang tujuan berlibur. Liburan bukan saja kesempatan untuk beristirahat, tetapi untuk memperbaharui semangat.

Karena itu sebelum berlibur kita sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Kita mesti nekad untuk melepaskan kesibukan kita. Kita pun perlu berpikir tentang liburan seperti apa yang bisa memberikan keuntungan jasmani dan mental bagi kita. Jadi, kita tidak sekadar berlibur, tetapi berlibur untuk mendapatkan energi dan semangat baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun