Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kumpul Keluarga Mengikat Persatuan

31 Oktober 2019   20:27 Diperbarui: 31 Oktober 2019   20:45 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Definisi keluarga itu bisa bermacam-macam. Ada definisi keluarga karena ikatan darah, ikatan budaya, ikatan kelompok dan lain sebagainya.

Hemat saya, keluarga bisa terbentuk selain karena ikatan internal tertentu, tetapi juga karena faktor kedekatan dalam berelasi. Tidak heran, orang-orang yang berbeda budaya dan asal usul tetapi karena tinggal di tempat yang sama dan membangun relasi yang akrab, mereka pun hidup dan berelasi laiknya sebuah keluarga.

Di tulisan ini, saya ingin memfokuskan pada keluarga yang terbentuk karena relasi darah. Ini berangkat dari realitas budaya di tempat kami, budaya Manggarai.

Keluarga menjadi bagian penting dari hidup sosial pada budaya kami. Keluarga yang besar bisa mempunyai peran dan pengaruh dalam relasi sosial. Keberadaan keluarga juga bisa mendukung antara satu sama lain.

Makanya, berkumpul sebagai sebuah keluarga menjadi kebiasaan umum yang terjadi pada konteks budaya kami. Ada pelbagai alasan yang menyebabkan kami untuk berkumpul sebagai keluarga. Salah satu alasannya adalah acara adat.

Ada satu acara adat yang masih berlangsung di wilayah Manggarai yang memungkinkan kami berkumpul sebagai sebuah keluarga besar. Acara adat itu disebut dengan "Kelas".

Upacara adat "Kelas" ini secara umum dipahami sebagai kesempatan untuk mengingat, mengantar dan melepaspergikan salah satu saudara yang telah meninggal.

Keluarga besar berkumpul bersama di rumah dari keluarga yang meninggal. Upacara ini pun memiliki tata cara adat yang mengatur kegiatan adat tersebut.

Di waktu yang telah ditentukan, semua keluarga yang terikat dengan orang yang telah meninggal dunia ikut diundang dan berkumpul. Mereka bukan sekadar hadir tetapi mereka juga terikat dengan hak dan kewajiban tertentu. Hak dan kewajiban ini bergantung pada relasi mereka dengan pihak yang meninggal dunia.

Biasanya upacara ini dibuat setelah beberapa hari atau bulan dari waktu di mana orang meninggal. Ini bergantung pada keputusan dan pertimbangan di dalam keluarga sendiri.

Di lain pihak, upacara adat ini secara tidak langsung berubah menjadi seperti reuni keluarga. Betapa tidak, anggota keluarga yang jauh dan jarang bertemu bisa melepas rindu setelah sekian waktu tidak bertemu. Bahkan ada beberapa di antaranya yang saling mengenalkan anggota keluarga baru kepada keluarga yang lain. Jadinya, ada saling mengenal antara anggota keluarga baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun