Mohon tunggu...
Dorce Marce Beslar
Dorce Marce Beslar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Semarakkan Merdeka Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tingkatkan Kesadaran tentang Pentingnya Pendidikan

30 Mei 2023   11:10 Diperbarui: 30 Mei 2023   11:21 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan sebagai tempat menyemaikan benih-benih kebudayaan dalam masyarakat dan juga sebagai tempat untuk melatih dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan  bahkan diwasiskan ke generasi-generasi selanjutnya.  Hal ini  pun berarti bahwa ketika yang ditabur kebaikan , tentunya yang diwariskan adalah hal-hal baik, tetapi ketika yang ditaburkan  adalah benih keburukan maka tentulah yang diwariskan adalah hal-hal buruk yang berarti malapetaka.

 Siapakah penabur benih tersebut? Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa ada Tripusat Pendidikan yaitu Keluarga, Sekolah dan Masyarakat , dari ketiga lembaga ini maka dapat kita simpulkan bahwa tenaga pengajar, pendidik yang tugasnya menabur benih di lembaga-lembaga tersebut adalah  1. Penabur benih di keluarga adalah orang tua (bisa kakek,nenek , mama,papa ataupun kakak) 2.Penabur benih di Sekolah (Para Guru,dan staff) 3.Penabur benih di Masyarakat (Semua masyarakat di manapun anak itu tumbuh dan bersosialisasi). 

Hal ini dapat menjelaskan kepada kita bahwa tugas dan tanggung jawab pendidikan bukanlah tugas guru semata melainkan tugas dan tanggung jawab semua masrarakat yang mendambakan kebahagiaan bersama.

Pendidikan merupakan unsur penting dalam sebuah negara karena pendidikan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan suatu negara. Tetapi sangat disayangkan ada berbagai masalah yang terjadi yang mencerminkan ketidakpedulian unsur masyarakat serta unsur pemerintah terhadap dunia pendidikan. Sebagai contoh sering terjadi pengrusakan pintu sekolah bahkan pencurian alat-alat di sekolah yang terus terjadi tanpa ada tindakan dari pemerintah dan masyarakat meskipun pihak sekolah sudah melaporkan ke pemerintah lewat musyawarah desa ataupun forum lainnya.Hal ini mengiidikasikan bahwa masyarakat dan pemerintah setempat  belum menyadari tanggungjawabnya dalam pendidikan. 

Ada hal lain lagi yang ditemui ketika guru-guru telah berusaha mendidik anak-anak dalam hal disiplin sebagai hasil kespakatan bersama dalam kelas namun terkadang anak-anak yang melanggar aturan diakibatkan oleh orang tua sendiri, contohnya ada anak yang tidak mengikuti asesmen sumatif ketika di tanya kepada anak tersebut alasan mengapa tidak hadir maka anak mengatakan mengikuti orang tua dalam kegiatan tamasya, sebagai guru sangatlah disayangkan akan kejadian seperti ini. 

Baik orang tua, masyarakat maupun pemerintah di lingkungan sekolah tersebut tidak menyadari akan tugas dan tanggumg jawab. Bahkan masih banyak hal-hal lain yang mencerminkan kekurang pedulinya berbagai pihak dalam menopang keberhasilan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, satu diantaranya " Mencerdaskan Kehidupan Bangsa".

Dalam rangka meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya pendidikan untuk keberlangsungan negeri ini maka sangatlah penting bagi kita untuk mendalami bahkan menghayati kembali akan filisofi Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan yang diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak , yang dimaksudkan yaitu untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak  agar mereka dapat mencapai keselamatan  dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

Ketika dalam pelaksanaan tuntunan ini terkadang diabaikan oleh unsur orang tua,masyarakat yang merupakan guru di keluarga dan masyarakat maka diharapkan kita sebagai guru yang berkomitmen untuk menjalankan profesi guru yang terbeban moral mendidik anak-anak bangsa maka marilah kita guru Indonesia menjadi pemimpin pembelajaran yang merupakan agen perubahan untuk kembali menghayati cita-cita luhur Ki Hajar Dewantara dengan memberlakukan semboyan  yakni Ing ngarso sung Tulodo, Ing  madyo mangun karso, tut wuri handayani yang artinya Ing ngarso sung tulodo.

Guru sebagai pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan kepada yang dipimpinnya Ing madyo mangun karso, guru di tengah kesibukannya harus terus mampu membangkitkan atau menggugah semangat yang dipimpinnya, dan tut wuri handayani seorang  pemimpin harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang kepada yang dipimpinnya. Dengan penghayatan filosofi Ki Hajar Dewantara maka kiranya membangkitkan semangat kesadaran kita terhadap pentingnya pendidikan untuk kemajuan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun