Mohon tunggu...
Donny Irmawan
Donny Irmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penulis adalah seorang mahasiswa S1 jurusan Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memanfaatkan Peluang Pendapatan Saat Wabah Corona

9 April 2020   06:00 Diperbarui: 9 April 2020   06:20 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cermati.com

Pandemi virus corona terus berlanjut hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Wabah ini menyebabkan aktivitas ekonomi melambat dan berdampak terhadap kondisi perekonomian yang melemah. Pembatasan aktivitas yang dilakukan pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus menimbulkan berbagai masalah, seperti produktivitas perusahaan berkurang, banyak pegawai di PHK, pendapatan masyarakat berkurang, dan menurunnya daya beli masyarakat. 

Dalam situasi seperti ini tentunya pendapatan nasional negara juga akan berkurang karena tidak ada output dari sektor produksi. Pemerintah Indonesia menerapkan physical distancing atau pembatasan interaksi langsung agar manusia tidak bersentuhan, membuat kita sebagai masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas diluar rumah dan mengharuskan bekerja, belajar dari rumah. 

Namun ketika berada di rumah ketersediaan bahan makanan dan uang tunai penting dalam memenuhi kebutuhan selama berminggu-minggu dan memanfaatkan peluang investasi saat dibutuhkan. Pandemi corona akan terus berlangsung hingga beberapa bulan ke depan, sehingga ketika kita menetap diam di rumah harus ada sumber dana.

Masyarakat perlu mengontrol keuangan mereka dalam beberapa bulan ini, dengan cara mengurangi pengeluaran yang tidak terlalu diperlukan. Dana tersebut dapat dispekulasi ketika ada peluang investasi pada waktu yang tepat. 

Kebanyakan orang melakukan investasi ketika pasar dalam kondisi meningkat, namun mereka tidak memikirkan financial planning. Berinvestasi bisa dilakukan ketika pasar lagi meningkat maupun menurun, jadi kita tidak hanya dalam kondisi selalu meningkat karena kondisi pasar sangat fleksibel. Ketika pasar menurun tentu harga saham murah, namun ketika harga saham naik yang awalnya investor membeli saham dengan harga murah mereka akan mendapatkan keuntungan pada saat itu. 

Sebagai seorang investor, investasi harus selalu dibarengi dengan dana darurat, jadi ketika sewaktu-waktu portofolio yang mereka miliki harganya menurun dana tersebut dapat digunakan sebagai penyeimbang portofolio yang menurun. 

Investasi tidak hanya dipandang dari kepemilikan saham saja, namun memandang keuangan secara holistik dilihat dari bisnis, kepemilikan property, surat berharga, dana darurat dan dana pensiun. Jadi ketika saham dalam kondisi minus, minimal ada dana lain yang menopang kerugian tersebut. Misalkan dalam kondisi ekonomi melemah investor mengalami kerugian saham hingga 50 persen, ketika itu juga pendapatan yang diterima tidak ada namun pengeluaran terus dilakukan. 

Dalam kondisi seperti ini investor yang tidak memiliki dana darurat atau cadangan keuangan cenderung untuk menjual sahamnya untuk di cairkan. Keadaan ini menyebabkan investor lain yang kondisinya berbeda dan cenderung memiliki cadangan keuangan akan membeli saham tersebut jika prospek saham dinilai akan meningkat ketika perekonomian membaik.

Investor terbagi dalam tiga macam. Pertama, investor yang memang mempunyai perencanaan keuangan yang kuat. Perencanaan keuangan ini menghitung target di masa depan dengan cara menghitung mundur prospek pengeluaran saat ini. 

Kedua, investor yang masuk dalam pasar saham. Ini merupakan contoh investor yang memilih untuk berinvestasi pada saham blue chip dan percaya pada fundamentalnya. Mereka cenderung tidak melihat kondisi pasar, jadi pengembalian yang mereka terima tidak bisa maksimal. Jadi ketika mempunyai dana lebih mereka selalu ingin membeli saham tidak memikirkan target pengembalian. 

Ketiga, invetor yang mempunyai terget pengembalian saham. Ketika investor membeli saham, mereka selalu mempunyai target pengembalian. Investor model seperti ini akan melihat peluang pasar secara teliti, jadi pengembalian setiap tahun akan selalu bertambah.

Persoalan yang menjadi masalah selanjutnya adalah penurunan daya beli kebutuhan sehari-hari. Faktor yang peling berpengaruh adalah menurunnya pendapatan masayarakat. Ketika kondisi seperti ini kita harus memikirkan mengenai aset apa yang bisa dicairkan. Jadii ketika menghadapi krisis seperti ini kita harus mempunyai pegangan aset-aset yang bisa menjadi dana darurat yang bisa dicairkan seperti asuransi jiwa, kendaraan dan sebagainya. 

Hal kedua yang bisa dilakukan yaitu mencari pendapatan yang mudah dengan cara dagang. Sehingga dalam menghadapi krisis seperti ini kita terus mempunyai pegangan dana cash yang dapat digunakan untuk bertahan hidup. Dalam kondisi seperti ini melakukan dagang dan menjual aset menjadi pilihan yang lebih baik daripada hutang, karena jika kita melakukan hutang ketika tidak ada pemasukan pendapatan akan semakin memperburuk keadaan. 

Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah melakukan bisnis dan memanfaatkan peluang bisnis dalam setiap kondisi. Saat ini bisnis yang memiliki peluang besar adalah bisnis masker, karena setiap orang tentunya butuh akan barang tersebut. 

Krisis yang terjadi saat ini memang tidak dapat diprediksi datangnya, sebisa mungkin kita harus mempersiapkan akan semua hal dalam kehidupan. Hal yang paling penting adalah menghindari hutang dengan cara memanfaatkan aset-aset yang kita miliki untuk dijadikan sebagai dana darurat. Jadi dana darurat dalam kondisi krisis sangat penting untuk memenuhi kebutuhan ketika pendapatan semakin menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun