Mohon tunggu...
Donna Maura
Donna Maura Mohon Tunggu... Jurnalis - S1 PWK Universitas Jember

191910501076

Selanjutnya

Tutup

Nature

Studi Kelayakan Lahan Relokasi di Banaran, Ponorogo

28 April 2020   21:29 Diperbarui: 28 April 2020   21:36 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bencana tanah longsor sering terjadi di kawasan yang memiliki tingkat kemiringan yang tinggi. Selain itu juga sering terjadi di daerah pegunungan ataupun perbukitan. Dari tahun ke tahun, longsor di Kabupaten Ponorogo sering terjadi. Diketahui dari morfologi kotanya, Ponorogo merupakan daerah perbukitan yang rawan bencana tanah longsor. Bencana tanah longosor yang terjadi di Ponorogo salah satunya terjadi di Desa Banara, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. 

Bencana tanah longsor ini terjadi pada 1 april 2017,  tepatnya jam 08.00 WIB. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, terdapat banyak korban dari bencana tanah longsor ini, diantaranya 6 orang ditemukan meninggal dunia, 22 orang dilaporkan belum ditemukan karena tertimbun tanah yang longsor dan 17 orang mengalami luka ringan. Korban-korban tersebut merupakan warga yang sedang berada di dalam rumah dan warga yang sedang memanen jahe dikebun.

Setelah di teliti oleh berbagai peniliti, terdapat beberapa factor yang membuat terjadinya bencana tanah longsor ini. Jenis lomgsoran pada desa banaran ini termasuk longsoran bahan rombakan dan menjadi aliran bawah rombakan yang menyatu dengan massa air. Karena materialnya yang tidak sepenuhnya bersatu, maka tanahnya pun juga dapat bergerak dan berpotensi adanya banjir bandang. 

Factor yang sangat mempengaruhiterjadinya longsor di banaran pulung adaklah kemiringan dari daerahnya ini sangat curam. Selain itu alih fungsi lahannya yang sangat membutuhkan untuk menggemburkan tanahnya membuat kestabilan lereng terganggu

Pada kawasan perbukitan atau pegunungan yang memiliki potensi terjadinya tanah longsor sangat berguna untuk ditanami tanaman yang berakar keras dan kuat agar dapat menahan pergerakan lereng. Namun di desa banaran ini hanya terdapat kebun-kebun yang memiliki tanaman akar kecil yang tidak sanggup menahan pergerakan lereng seperti tanaman jahe. Seharusnya perlu diadakannya bangunan yang siap siaga dalam menghadapi bencana longsor pada daerah rawan longsor seperti adanya system peringatan dini longsor.

Adanya bencana longsor ini membuat pemerintah kabupaten Ponorogo ikut dalam upaya menanggulangi bencana. Salah satunya dengan mengadakan relokasi bagi korban longsor. Jadi lahan di sekitar kawasan longsor dijadikan sebagai lokasi relokasi. Hal tersebut membuat pemerintah daerah melakukan studi kelayakan. 

Dalam studi kelayakan tersebut, Kementerian Sosial juga ikut dalam meninjaunya. hal-hal yang ditinjau antara lain merampungkan verifikasi lading-ladang milik warga terdampak longsor. Selain itu ada beberapa hal yang didapat dari studi kelayakan yang dilakuka pemerintah yaitu adanya lahan pertanian yang dimiliki para korban membuat para korban tidak bisa meninggalkan desa banaran. Selain itu tim survey lapangan studi kelayakan lahan relokasi juga mempertimbangkan aspek topografi seperti kemiringan lahan untuk menentukan lahan tersebut aman atau tidak bagi korban terdampak bencana tanah longsor di desa Banaran Kabupaten Ponorogo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun