Mohon tunggu...
Donie Hulalata
Donie Hulalata Mohon Tunggu... Big Data Project Officer -

Seorang pria berkacamata dan bertubuh gempal yang senang berbicara dengan orang lain, baik melalui lisan juga dengan tulisan. Temukan tulisan saya yang lainnya di: Bukan Jurnal Sejarah (http://bukanjurnalsejarah.wordpress.com).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Di Balik Logika Mi Goreng yang Tidak Digoreng

15 April 2016   17:41 Diperbarui: 16 April 2016   09:18 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi mi goreng instan"][/caption]Semangat Pagi! Mi Instan(fried noodles)rasanya sudah menjadi bagian dari kehidupan kita semua. Terutama untuk yang sering berhemat dalam pengeluaran, mi instan menjadi pilihan utama untuk dimakan. Meskipun banyak penelitian dan artikel yang memaparkan fakta bahwa mengonsumsi mi instan setiap hari tidak baik untuk kesehatan.

Namun demikian, kampanye iklan yang dilakukan perusahaan produsen mi instan sukses melakukan hegemoni atau penyamaan konsep kepada seluruh orang khususnya di Indonesia. Hegemoni yang dilakukan adalah bahwa mi instan merupakan makanan yang dapat dikonsumsi oleh siapa saja dan kapan saja meskipun bukan dalam keadaan darurat. 

Ditambah, setiap tahunnya varian mi instan bertambah banyak dan makin beragam. Mulai dari mi kuah instan sampai dengan mi goreng instan yang masing-masing memiliki varian rasa yang berbeda.

Tulisan ini kemudian berusaha menyoroti kepada produk mi goreng instan. Tidak terbatas pada satu merek tertentu karena yang akan disampaikan lebih kepada pemahaman kita sebagai konsumen dalam memahami dan memaknai produk mi goreng instan tersebut.

Agar lebih mudah dalam memasuki fokus tulisan, mari kita simak pertanyaan berikut;

Benarkah Mi Goreng Instan Dibuat dengan Cara Digoreng?

Dalam hal menjawab pertanyaan tersebut, mari memulainya dengan fokus pada kata “goreng”. Sementara jika menilik arti dari kata goreng tersebut, pada situs Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring (online) pada tautan berikut: KBBI Daring, kata goreng menempel dengan imbuhan meN- yang kemudian menjadi kata ‘menggoreng’. Dengan demikian, kata tersebut termasuk dalam jenis kata kerja.

Sebagai kata kerja, kata ‘menggoreng’ tadi dalam KBBI Daring memiliki arti memasak kering-kering di wajan atau kuali dengan minyak. Sehingga ketika kata menggoreng dijadikan pasif maka akan menjadi ‘digoreng’. Dengan demikian artinya akan ikut berubah pasif, menjadi dimasak kering-kering di wajan atau kuali dengan minyak.

Mencermati arti kata goreng tersebut, ketika kita kembali pada produk mi goreng berarti kita mengarah pada proses pembuatannya. Proses pembuatan di sini maksudnya adalah mi goreng dibuat dengan cara digoreng, yaitu mi yang dimasak kering-kering di wajan atau kuali dengan minyak. Yang dalam proses penggorengan tersebut, ditambah bumbu atau bahan pelengkap lainnya. Hingga nantinya disajikan di atas piring saji untuk siap dimakan.

Kemudian, ketika mi goreng tersebut mendapat tambahan predikat instan, apakah memengaruhi proses pembuatannya?

Secara logika, semestinya proses pembuatan mi goreng dengan mi goreng instan tidak mengalami perubahan. Sama-sama mi goreng, sama-sama mengalami proses penggorengan. Hanya saja mi goreng instan dimasak kering-kering di wajan atau kuali dengan minyak.

Namun demikian, penyematan kata instan pada mi goreng instan harus dipahami dulu artinya. Lagi-lagi menilik pada KBBI Daring, kata instan merupakan kata sifat. Instan yang berarti langsung tanpa dimasak lama dapat diminum atau dimakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun