Mohon tunggu...
Doni Arief
Doni Arief Mohon Tunggu... Dosen - Faqir Ilmu

Pencari dan penikmat kebenaran paripurna

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Selamat Tinggal Modernisme, Selamat datang Postmodernisme

15 Juli 2019   08:15 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:27 6093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat datang Postmodernisme (unsplash/jacob nizierski)

Baca juga : Ruang Singgah Postmodernisme?

Sasaran kritik modernisme adalah agama dengan ajarannya yang bersifat transenden dan mitologi. Agama dianggap berperan mengekang kebebasan manusia dalam proses dialektika peradaban. Realitas kosmologi yang selalu dikultuskan dalam agama dianggap memiliki kekuatan supranatural yang membelenggu kebebasan rasionalitas manusia. 

Agama dianggap mencerminkan rasa takut manusia terhadap sesuatu yang mengandung misteri yang menakutkan (misterium tremendum dan misterium fascinosum). Eksklusifitas yang terdapat dalam ajaran agama bertentangan secara diametral dengan Pluralisme budaya sebagai trend inklusif yang dipertahankan dalam modernisme. 

sumber: baca.co.id
sumber: baca.co.id
Rasionalisme menggugat otoritas keagamaan dalam menilai kebenaran secara objektif. Dalam perkembangannya rasionalisme berevolusi menjadi paham sekularisme, fragmentasi dan egaliterianisme. Paham sekularisme berusaha mereduksi dan menghilangkan peranan keagamaan dalam urusan keduniawian. 

Sekularisasi dalam bentuknya yang paling moderat membatasi peran agama sebagai otoritas subjektif dan parsial yang diyakini sebagai keyakinan yang bersifat personal (private affair) sehingga harus terlepas dari segala urusan yang bersifat sosio-kultural. 

Sedangkan sekularisasi dalam bentuknya yang paling radikal berusaha mencabut akar tradisi keagamaan dari kesadaran masyarakat sehingga berkembang agnotisisme dan ateisme. 

Dalam bidang keilmuan, sekularisasi merambah paradigma keilmuan yang didasarkan kepada rasionalitas an sich. Secara gradual terjadi perkembangan pemikiran manusia yang dimulai dari empirisisme, rasionalisme dan mencapai puncaknya pada positivisme yang diperkenalkan Auguste Comte. 

Dalam bidang politik, sekularisasi telah menyebabkan hilangnya pertimbangan etika dan moral dalam pengambilan kebijakan politik. Dalam bidang ekonomi, sekularisasi ditandai dengan program kapitalisme yang dikembangkan dalam kerangka liberalisme yang miskin etika dan moral. 

Baca juga : Analisis Budaya Postmodernisme dan Postmodernitas

Dalam bidang budaya, sekularisasi berperan menghasilkan orientasi materialisme, sehingga ukuran kebenaran didasarkan pada objektifitas secara empiris, sehubungan dengan hal ini, Pitirin A. Sorokin menyatakan sekularisasi tersebut sebagai mentalitas kebudayaan keinderawian. 

Perkembangan selanjutnya dari sekularisme adalah fragmentasi yang semakin mereduksi peran agama dalam kehidupan manusia. Fragmentasi menghendaki adanya otonomisasi semua aspek kehidupan yang mengakibatkan manusia hidup dalam dunianya masing-masing sesuai dengan keahliannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun