Mohon tunggu...
Doni Rahma
Doni Rahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Panggil saja oey

akun ini hanya menyalurkan apa yang ada di otak saya. kemudian merangkainya menjadi frasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Krisis Air: Ketidakadilan dan Beban Ganda Perempuan

2 Desember 2024   16:39 Diperbarui: 3 Desember 2024   10:07 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga berjalan kaki memikul air bersih yang diambil dari kali di Desa Oenoni, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (22/8/2021). | KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Menyelamatkan air adalah menyelamatkan kehidupan dan dunia. Air berdampak pada setiap lini kehidupan manusia: kesehatan dan harapan hidup, penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, ketahanan pangan, dan ketahanan energi 

(Utusan Khusus PBB Khusus Air, Retno Marsudi). 

Penggalan kalimat tersebut tertuang dalam kolom opini koran Kompas edisi 1 November 2024 bersamaan dengan dimulainya tugas beliau sebagai utusan khusus PBB. 

Pernyataan tersebut menurut saya memiliki dua arti. Pertama, bahwa air memiliki peran penting dalam keberlangsungan umat manusia di dunia. Kedua, krisis air yang melanda dunia hari ini perlu segera untuk ditangani. 

Air adalah komponen utama dalam kehidupan sehingga sangat relevan apabila pendapat Retno Marsudi mengenai krisis air perlu mendapat atensi lebih wabil khusus untuk para pemangku kebijakan dan kepala negara.

Dalam Perspektif teologis air digunakan hampir di seluruh praktek ritual keagamaan. Agama islam menggunakan air sebagai media penyuci diri baik itu dari hadas besar maupun hadas kecil. Kemudian agama kristen air juga digunakan sebagai media pembaptisan serta dalam agama hindu para umatnya meyakini bahwa air sebagai salah satu unsur alam sehingga dianggap suci. 

Lalu jika topiknya bergeser dari teologis ke biologis kita pun bisa melihat bahwa tubuh manusia 70% penyusunnya adalah air. Bagaimanapun bentuknya baik itu berupa urusan teologis, biologis hingga domestik selama kehidupan umat manusia masih ada di dunia ini maka air terus akan dibutuhkan sampai kapanpun.

Semakin pesatnya pertumbuhan umat manusia dalam kurun waktu beberapa puluh tahun ini tidak dapat dipungkiri turut berkorelasi dengan semakin meningkatnya kebutuhan air terlebih di Indonesia sendiri. 

Kebutuhan air Indonesia menurut laporan Asian Development Bank 2016 rata-rata orang indonesia yang tinggal di perkotaan adalah 120 liter/hari sedangkan untuk di desa berada di kisaran 80 liter/hari. Penggunaan air tersebut diproyeksikan akan terus meningkat hingga tahun 2030 mendatang. 

Tingginya penggunaan air ini menyebabkan terjadinya eksploitasi besar-besar besaran terhadap berbagai sumber air baik di permukaan (Surface Water) ataupun yang ada di dalam bawah tanah (Underground Water). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun