Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maling Kopi yang Jadi Bapak Kopi Amerika

12 Juli 2021   21:47 Diperbarui: 12 Juli 2021   21:52 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arsène Lupin pencuri kharismatik, penyamar ulung, dan Gabriel Mathieu de Clieu pencuri Jardin des Plantes, dua orang yang jadi topik kalau temanya soal maling dari Perancis.

Lupin pencuri benda seni berharga mahal, de Clieu menilap bibit yang jadi emas hitam. Sesuatu yang mewah saat itu bagi Eropa; kopi.

Kisah Dongeng Kopi tentang maling kopi dari Perancis ini bermula pada tahun 1720 Gabriel de Clieu mencoba membawa bibit kopi milik Louis XIV keluar dari Paris namun gagal. Percobaan keduanya baru berhasil di tahun 1723 walau harus dengan siasat culas, keuletan, ketangguhan yang cukup baik, juga daya tahan berlapis.


Semua berawal dari Jardin Des Plantes Paris. Taman tumbuhan milik kerajaan yang berisi koleksi aneka macam tanaman.
De Clieu menggunakan taktik dengan mengencani putri kepala kebun raya, serta menyogok Pierre Chirac dokter kerajaan untuk bisa mengeluarkan batang kopi dari Paris. 

Dengan sangat berhati-hati, tanaman kopi ia masukkan dalam wadah yang didesain dengan kaca agar bisa terkena sinar matahari selama perjalanan menggunakan kapal The Drumedaire. Kapal yang jadi saksi petualangannya membawa bibit bisa selamat sampai di tempat.


Serangan bajak laut di lepas pantai Senegal, perusakan mata-mata VOC, sampai badai tropis yang ganas adalah ancaman serius bagi batang kopi yang ia bawa. Sampai dua kali wadahnya pecah, dan yang paling berat saat kapal kandas. Persediaan air tawar habis. Hal itu membuatnya harus berbagi minuman dengan kopinya. Benar-benar pengorbanan yang luar biasa.


Begitu tiba di Martinik, Gabriel mengawasi secara intensif 24 jam selama sepekan atas bibit yang ia bawa. Kekhawatiran akan dirusak oleh pihak yang tidak suka masih menyelimuti pikirannya. Hingga tujuh tahun berselang dari petualangannya itu ia mengekspor hasil budi dayanya ke Perancis.


Pada tahun 1777 atau sekitar 54 tahun berselang bibit kopi itu tiba, satu bibit berlipat ganda menjadi 18 juta pohon di sekitar Karibia. Selanjutnya tersebar ke Benua Amerika seiring dengan lahirnya sistem perkebunan kopi amerika. Tidak berlebihan bila pencuri yang penuh petualangan dari Eropa ke Hindia Barat itu dianugerahi sebagai Bapak Kopi Amerika

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun