Mohon tunggu...
Don Eskapete
Don Eskapete Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

who am i?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Harkulnas Go-Food dan Pertumbuhan Industri Kuliner di Indonesia

24 Mei 2018   15:38 Diperbarui: 24 Mei 2018   15:47 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal bulan Mei ini saya sempat baca beberapa postingan di media sosial mengenai sebuah event bernama Hari Kuliner Nasional yang diselenggarakan oleh Go-Jek. Lebih lanjut saya coba menggali informasi mengenai Harkulnas tersebut. Bermacam promo ditawarkan selama periode Harkulnas, baik online maupun offline.

Kebetulan saya pengguna aplikasi Go-Jek baik termasuk layanan Go-Food. Walaupun tidak terlalu sering, pada waktu-waktu tertentu saya pesan makanan  melalui Go-Food. Karena ada promo Harkulnas tadi, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan promo via aplikasi online ini. Untuk promo online tersebut, Go-Food menyediakan voucher bagi jutaan pelanggan di 11 kota yaitu Jabodetabek, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Makassar, Bandung, Semarang, Palembang, Bali, Solo, dan Malang.

Gampang banget sih caranya, cukup dengan menukarkan 10 Go-Points maka saya mendapatkan voucher potongan harga sebesar 20 ribu rupiah dengan minimum transaksi 50 ribu rupiah. Saya memanfaatkannya dengan memilih merchant atau rumah makan yang terdekat dari rumah dan memesan ayam rica-rica untuk makan malam. Seneng banget, bisa makan kenyang sekaligus dapat potongan harga pula.

dok. pribadi
dok. pribadi
Tapi kurang seru sih kalau hanya ikut promo online. Kan ada juga promo offline di event Harkulnas, yaitu diadakannya Go-Food Festival di beberapa lokasi yaitu Gelora Bung Karno Jakarta, Pasaraya Blok M Jakarta, PASARMOI Kelapa Gading Jakarta, Grand Galaxy Park Bekasi, Bale Binarium Bogor, Cirebon Super Block Mall Cirebon, Eatout Karebosi Link Makassar, Palembang Indah Mall Palembang dan Grand City Mall Surabaya.

Karena penasaran, saya datang ke salah satu lokasi yaitu di GBK Senayan Jakarta. Saya sampai di lokasi sekitar jam 3-4 sore. Dalam pikiran saya sempat pesimis, kayaknya kurang nyaman kalau datang di jam seperti ini yang udaranya masih panas apalagi lokasinya yang outdoor. Tapi apa yang sempat saya khawatirkan tadi ternyata tidak terjadi. Go-Food Festival di GBK itu lokasinya benar-benar kece dan nyaman. Pohon-pohon besar dan rindang yang ada di lokasi membuat saya seperti sedang ada di sebuah pesta kebun di antara gedung-gedung bertingkat di Jakarta.

dok. pribadi
dok. pribadi
Semua transaksi di Go-Food Festival ini cashless ya, alias tidak pakai duit tunai. Jadi kalau mau beli makanan atau minuman, pakai saldo yang  ada di Go-Pay. Tapi kalau saldo Go-Pay lagi kosong, jangan khawatir. Bisa kok kita isi saldo atau top up di lokasi, minimal 50 ribu rupiah dan kelipatannya.

Saya sengaja berkeliling dulu, mencari tahu menu apa saja yang ada di festival ini. Banyak banget pilihannya, ada kuliner khas nusantara seperti ayam geprek yang lagi nge-hits, ayam parape, dan yang lain. Ada pula menu 'internesyenel' seperti pizza. Jadi tinggal pilih sesuai selera kita.

Setelah memilih menu yang diinginkan, bayarnya pakai Go-Pay. Caranya buka aplikasi Go-Jek lalu klik 'bayar', kemudian arahkan kamera smartphone kita ke QR code yang ada di tiap-tiap merchant. Berhubung saya kurang familiar dengan cara pembayaran pakai QR code ini, saya minta bantuan dari abang yang jualan. Wah, gaptek juga ya saya, hehe...

dok. pribadi
dok. pribadi
Setelah makan, saya mencoba menikmati suasana yang ada di lokasi festival. Saya menuju ke area tengah yang berupa lapangan rumput dengan banyak bean bag berwarna-warni sebagai tempat duduk. Tersedia juga banyak hammock dan ayunan bagi pengunjung. Jadi bisa leyeh-leyeh dan santai sejenak di sini, bahkan ada beberapa pengunjung festival yang ketiduran.

Penyelenggaran Harkulnas Go-Food tersebut menurut saya adalah sebuah bentuk dukungan dari Go-Jek agar kuliner nusantara semakin dikenal. UMKM dengan kemampuan modal yang tidak terlalu besar biasanya menghadapai kendala untuk mempromosikan usahanya. Penyelenggaraan Harkulnas Go-Food ini bisa sebagai sarana untuk memperkenalkan kekayaan kuliner nasional kepada masyarakat.

dok. pribadi
dok. pribadi
Tahun 2017 lalu industri makanan dan minuman memiliki pertumbuhan yang baik, mencapai 9,23%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 8,46%. Kontribusi industri ini cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) non migas, sebesar 34,33%. Pertumbuhan industri makanan dan minuman membantu pemerataan ekonomi, karena mayoritas pelaku adalah UMKM. Dengan demikian industri ini memiliki peran besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun