Mohon tunggu...
H.D. Silalahi
H.D. Silalahi Mohon Tunggu... Insinyur - orang Tigarihit

Military Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Andai Belajar Jarak Jauh Menyediakan Menu Seperti Facebook Gratis

23 September 2020   15:33 Diperbarui: 23 September 2020   16:28 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Facebook Mode Gratis (sumber : Youtube)

Tidak terasa, sudah 6 bulan lebih, anak sekolah menerapkan metode belajar jarak jauh alias nir tatap muka. Boleh dibilang, metode belajar ini terlaksana tanpa perencanaan dan cendrung karena situasi pandemi memaksa mengurangi kontak antar manusia. Pandemi covid19, membuat stakeholder pendidikan, untuk sementara ini, mau tak mau, mengesampingkan dulu budaya belajar tatap muka. Apa boleh buat, si covid19 sangat ganas, penyebarannyapun tidak mengenal kompromi.

Di bilang ruwet, pastinya iya. Bagaimana tidak, bukan hanya pelajar dan orangtua yang semakin terbebani, pendidik juga mengalami keruwetan yang sama. Seorang guru sekolah dasar yang tinggal di tempat penulis berdomisili, pernah mengeluh, makin pusing aku dek dibuat sistem belajar jarak jauh ini, selain pusing memikirkan materi pengajaran, saya terpaksa membeli smartphone demi menyampaikan materi pengajaran kepada siswa.

Dan, sampai sekarang saya tidak mengerti bagaimana mengoperasikan henpon ini. Untuk menyampaikan materi pengajaran saya, selalu minta tolong anak saya atau tetangga untuk membantu. Ruwet kan? Bagaimana kalau anaknya atau tetangganya kebetulan tidak punya waktu membantu, minta tolong sama siapa lagi ibu ini. Ibu ini memang sudah berusia 58 tahun, usia jelang pensiun dan sudah mengalami kesulitan mempelajari hal-hal yang baru. Penulis yakin, keluhan seperti ini, bukan hanya dialami ibu ini, masih banyak guru-guru di seluruh pelosok Indonesia, yang mengalami hal seperti ini.

Masalah tidak berhenti di kalangan pendidik saja, tanggung jawab orangtua pelajar juga bertambah. Apalagi orangtua yang memiliki anak yang masih berada di tingkat Sekolah Dasar. Selain harus menyisihkan waktu untuk mengawasi proses pembelajaran anak di rumah, mereka juga harus mengalokasikan tambahan biaya untuk membeli paket data internet. Semakin banyak tanggungan, semakin banyak kebutuhan data paket internet.

Inovasi Pembelajaran Jarak Jauh

Di tengah kebutuhan paket data yang semakin meningkat. Salah satu inovasi Mark Zuckerberg yang menghadirkan Free Facebook, cukup membantu para pengguna platform Faceebok yang mempunyai keterbatasan kapasitas membeli paket data. Yang semakin membuat menarik adalah aplikasi ini disediakan oleh lembaga profit.

Kendatipun Free Facebook hanya menyediakan menu terbatas alias nir menu audio-visual, setidaknya media sosial dengan pengguna terbanyak ini tetap bisa diakses oleh penggunanya tanpa membutuhkan paket data internet. Kehadiran free facebook ini juga memberikan gambaran besar dari industri ini. Sebenarnya Aplikasi Facebook lengkap (dengan audio-visual) bisa digratiskan. Cuma, status Facebook sebagai perusahaan profit membuat  harapan untuk mengakses Facebook secara lengkap adalah sesuatu hal yang mustahil. Bagaimanapun juga, perusahaan ini membutuhkan profit untuk mempertahankan eksistensinya di dunia digital.

Jumlah Peserta Didik di Indonesia tahun 2017/2018 (sumber Kata Data.co.id)
Jumlah Peserta Didik di Indonesia tahun 2017/2018 (sumber Kata Data.co.id)

Nah, rasa-rasanya, sebagai lembaga pemerintah yang didanai oleh pajak rakyat. Kementerian Pendidikan,sebagai Kementerian yang bertanggung jawab menangani pendidikan di Indonesia, dapat berbuat lebih luwes dibandingkan Facebook yang memang merupakan perusahaan yang hidup dari profit.  

Kalau memang mau meringankan beban dari orang tua para pelajar ini, Kementerian Pendidikan bisa menciptakan aplikasi yang tidak memerlukan paket data internet. Tekhnologinya sudah ada, bisa saja dengan meniru seperti yang diterapkan Facebook di aplikasi Free Facebook. Lagi pula, sebagai salah satu kementerian yang mempunyai alokasi anggaran terbesar, sepertinya tidak ada masalah bagi Kementerian Pendidikan menyangkut pendanaan dan maintenance aplikasi ini, seandainya akan diterapkan saat ini.

Dengan adanya aplikasi yang bebas paket data internet,selain membantu para pelajar dan orantuanya, Kementerian Pendidikan juga terbantu dengan adanya platform aplikasi gratis ini. Platform aplikasi ini, dapat diisi dengan berbagai modul materi pembelajaran sesuai tingkat pendidikan dan yang pastinya, bisa disesuaikan dengan  kurikulum yang sudah ditetapkan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun