Sedari awal pagi tadi, semasa raga ini masih terbungkus dengan Dosa dunia, ada pengumuman yang datang dari beberapa Gereja bahwa Ibadah kali ini dari rumah saja.
Sembari mendengar saya tertarik menulis ini, karena hari Minggu kali ini berbeda dengan Minggu yang lain atau Minggu biasanya, karena suasana kelurahan kami berada pada zona merah covid 19. Tidak ada Ibadah, tidak ada perayaan. Tapi, bagi setiap orang Doa menjadi kekuatan terbesarnya dalam menjalani kehidupan.
Saya mulai dengan sepenggal puisi.
Burung Gereja
(Sajak Minggu)
Ketika matahari tersenyum menyapa Bumi, ku menghirup kopi sembari menghadap sawah. Tak ada Ibadah. Tak ada perayaan. Hanya hati yang tengadah. Hati yang berserah. Kepada harap.
Tak ada lagu rohani. Lorong sepih. Suara anak-anak dan bunyi-bunyi alam. Suara itu tiap waktu lenyap.
Ada yang menjanjikan. Suara merdu, burung Gereja mampir di teras rumah. Semakin pekik mereka berbunyi. Semakin deras angin meniup tirai jendela, semakin riang mereka berdendang.
Burung-burung Gereja itu seakan tidak tau, teras rumah ku bukan Gereja. Tapi mereka terus berdendang ria. Sedari pagi tadi. Sewaktu raga masih dibungkus dosa dunia.
Bahagia mereka bernyanyi. Bahagia hati ini menari.
Melompat ria lewat Doa ke arah harap akan putih, akan terang, akan sejuk.
Berlalu......