Mohon tunggu...
Donald Haromunthe
Donald Haromunthe Mohon Tunggu... Guru - Guru Seni Budaya di SMA Budi Mulia Pematangsiantar

Saya juga menulis di donald.haromunthe.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Penulisan Skenario: Premis

20 Januari 2021   22:09 Diperbarui: 20 Januari 2021   22:21 3023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi via donald.haromunthe.com)

Apa itu Premis?

Kalau kita melirik KBBI, "premis" adalah sebuah proposisi (kalimat pernyataan yang bernilai benar atau salah) yang berfungsi sebagai alasan dalam sebuah konstruksi argumen. Dalam konteks filmografi atau ilmu seni peran, definisi premis sedikit berbeda. Kita akan lihat dalam tulisan ini.

Semua diawali dengan premis. "Semua" itu memangnya apa saja sih? Ya, semua tahapan pembuatan film. Mulai dari 1) development, 2) praproduksi, 3) produksi, 4) pascaproduksi, hingga 5) distribusi.

Nah, penulisan skenario ada di tahap awal (poin 1). Pada tahap ini semua SDM pembuatan film harus bahu-membahu untuk  merumuskan pengembangan ide, menentukan jenis cerita, genre dan format, serta tak kalah pentingnya: penulisan skenario. Ide untuk pembuatan film bisa datang darimana saja. Bisa adaptasi dari novel, kisah nyata, atau narasi yang ditawarkan langsung oleh investor film. Pada tahap inilah dikenal istilah triangle system yaitu: produser, sutradara dan penulis naskah.

Setelah mendapatkan ide mereka akan bekerjasama untuk membuat premis, sinopsis, treatment, kemudian skenario. Selanjutnya produser dan sutradara menyiapkan treatment untuk menyampaikannya kepada investor. Jika berhasil, film ini akan menerima dana untuk proses produksi.

Jika belum berhasil, si triangle ini harus bekerja keras lagi untuk memperbaiki semuanya, sampai investor yakin dengan ide yang disampaikan, lalu setuju mendanai. Sebab, sama seperti di industri manapun, ide secerdas apapun tak akan terjadi tanpa dana, bukan?

Oke. Sebelum melebar dan memanjang kemana-mana, kita kembali ke penulisan skenario, di topik P-R-E-M-I-S. Sekali lagi, dalam konteks penulisan skenario: Apa itu premis? Premis adalah ide dasar. Film yang sedang dirancang ini, ceritanya tentang apa? Dengan teknik empati, seorang penulis skenario harus menempatkan diri sebagai penonton: Mengapa Saya sebagai penonton harus menonton film ini?

Karena itulah, premis harus matang dulu di awal. Matang bukan berarti harus lengkap dan serba detail ya. Tapi, maksudnya kita tidak mungkin ujuk-ujuk kita mulai dengan sinopsis, karakter dan sebagainya. Harus dimulai dari premis.

Dari mana sebuah premis berasal?

Proses kreatif masing-masing orang berbeda. Sumber ide berbeda. Ernest Prakasa, dilatarbelakangi oleh jam terbang yang tinggi antara lain harus menulis naskah untuk materi standup comedy-nya, biasanya mendapatkan inspirasi dari keresahan atau kejujuran. Mengapa harus sesuatu yang meresahkan atau jujur? Karena ketika kita menceritakan sesuatu yang dekat dengan kita, kita mendapatkan sesuatu yang unik. Ia berkisah, misalnya ketika mengerjakan film Cek Toko Sebelah, faktanya sampai hari ini, ibu Ernest masih memiliki toko tersebut.

Keresahan Ernest secara jujur diungkapkannya, yakni: dia tidak ingin mewarisi toko tersebut. Dia sudah lebih nyaman dengan kerja kantoran, tetapi juga tidak ingin kecewa dengan keinginan orangtua yang ingin supaya usaha warisan keluarga tersebut tidak hilang. Maka film bercerita tentang perjalanan dan perjuangan para karakter sehingga di akhir cerita penonton memahami pesan yang hendak disampaikan Ernest, sebagai produser, sutradara sekaligus penulis naskah filmnya.

Tugas Mulia seorang Penulis Skenario

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun