Bagaimana manusia mampu menciptakan dirinya sendiri sebagai majikannya. Artinya bagaimana manusia sebagai individu yang mempunyai totalitas untuk mampu melakukan secara total hubungan dengan dunia, mampu melihat, mendengar, berfikir dan berkehendak.
Kebebasan di negeri ini tersirat kegelisahan, pasalnya sejarah kelam negeri ini yang kerap terkoyak pertikaian atas nama ideologi, agama serta sosial Politik. Berujung membangun sektarianisme, egoisme dan Kepentingan segelintir manusia, dan upaya menyampaikan gugatan terhadap semua itu, walaupun terkesan bersimpati kepada sosok pemberontakan, Atas nama kebebasan pun tak kunjung tiba.
Karena kebebasan itu di cekik oleh iblis-iblis yang menjelma menjadi manusia-manusia yang jahat dan ingin menindas manusia lain.
Kebebasan di negeri ini merindukannya sama seperti mimpi, sangat jauh.. jauh.. dan itu hanya hayalan yang dapat sampai ke sana.
Kebebasan untuk Tani, kebebasan untuk Buru, Nelayan, rakyat miskin dan kaum perempuan, itu semua di bumi hanguskan oleh penguasa negeri ini.
Maka dari itu kebebasan tanpa di rebut dan diperjuangkan maka hanya sebuah mimpi. Kebebasan merindukannya saja tak cukup.
Karena negeri ini sudah ditakdirkan untuk berjuang dan melawan penjajah, sejarah bangsa Indonesia bukan bagian dari sejarah batik, suku ras atau agama yang berbeda.
Tapi budaya bangsa Indonesia adalah bangsa yang budayanya, budaya melawan penjaja kolonialisme. untuk bisa sampai pada  kebebasan.
Kita mesti menanam dan Melawan budaya penjaja dengan perlawanan, seperti halnya budaya kita yang sebenarnya.
Bangsa kita sedang merindukan kebebasan sesungguhnya, maka itu tugas kita hidup dalam perlawanan, melawan penjajah imperialisme, kapitalisme serta sistem-sistem kita yang menindas itu.
Penindasan yang kerap terjadi di negeri ini hanya bisa menumbangkan dengan perlawanan.
Mungkinkah merindukan kebebasan itu datang dengan tindakan perlawanan.