Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jokowi Kepala Negara, Prabowo Kepala Pemerintahan

12 November 2019   21:04 Diperbarui: 12 November 2019   21:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua arus utama sejak 2014 akhirnya bersatu setelah Prabowo menerima tawaran Jokowi. Kini, Prabowo menjadi bawahan Jokowi secara konstitusi. Namun benarkah demikian? benarkah hanya tawaran itu yang membuat Prabowo mau menjadi Menhan. Apakah tawaran menjadi menteri tidak diajukan pada tahun 2014.

Bisa jadi dan sangat besar kemungkinan tawaran menjadi menteri sudah diberikan sejak 2014. Namun tawaran itu tidak sebesar sekarang karena pada saat itu Jokowi memiliki peluang mencalonkan diri pada 2019. Ia tak ingin ada duri dalam daging. Kini setelah periode dua diraih Jokowi, ia hanya perlu menyelesaikan periode ini dengan catatan manis. Itulah mengapa Jokowi memberi wewenang lebih kepada Prabowo.

Prabowo didaulat sebagai kepala pemerintahan dan Jokowi kepala negara. Meski di permukaan kedua posisi itu dipegang Jokowi. Namun di belakang begitulah yang terjadi, wajar bila Surya Paloh merasa gusar, LBP tak lagi bersinar. Dua tokoh itu yang selama ini sangat berkuasa. Namun keduanya mulai tersingkir sejak Prabowo masuk dalam pemerintahan.

Jokowi dan Prabowo harus bersiap menghadapi arus ketiga yang segera muncul. Gerilya politik yang dilakukan Nasdem (Surya Paloh) akan melahirkan arus politik baru bersama Demokrat dan PKS. Karena sebagai kepala negara, Jokowi harus akur dengan Prabowo. Sinergi keduanya akan mampu menghadang kelompok yang gerah dengan mereka. Sebagai kepala pemerintahan yang tidak resmi, Prabowo dapat melakukan langkah-langkah strategis yang akan membantu Jokowi mensukseskan periode keduanya.

Sejatinya hal yang sama juga terjadi di Malaysia. Ketika Mahatir dan Anwar bersatu. Mereka yang dulunya saling menjatuhkan kini bersatu. Apakah Jokowi dan Prabowo akan sukses melakukan peran masing-masing, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Atau mereka akan kembali berseteru ketika para penghasut datang di sekitar mereka, ketika para provokator sukses memecah mereka?

Sulit memang berdamai dalam politik, hari ini teman besok musuh dan seterusnya begitu. Kita akan saksikan 'drama' politik yang membuat adrenalin naik-turun. Satu hal yang harus kita sepakati, rakyat tak boleh saling tikung meski politisi memprovokasi. Rakyat tak boleh terjebak pada fanatisme, damainya Jokowi-Prabowo membuktikan bahwa politik lentur. Mereka yang dahulu dibela habis-habisan kini mesra, mari berdamai dengan diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun