Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Peran Swasta dalam Kemajuan Olahraga

9 September 2019   18:20 Diperbarui: 10 September 2019   12:00 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika perusahaan swasta ikut terlibat dalam proses pembinaan atlet olahraga, diakui atau tidak olahraga kita mengalami perkembangan berarti bahkan kemajuan. Dalam olahraga tenis meja PT Gudang Garam pernah menjadi sponsor pendanaan bagi PTM (Persatuan Tenis Meja)  Surya Kediri.

PTM Surya Kediri banyak melahirkan atlet berbakat. Namun tempat latihan itu kini ditutup sejak pembiayaan dihentikan. Penutupan tempat latihan tersebut memang sangat mengejutkan. Tentu mempengaruhi prestasi tenis meja di tahun berikutnya. Dan yang teranyar pengunduran diri PB Djarum dari dunia bulutangkis.

Pihak swasta kerap kali mengadakan even olahraga yang bemanfaat bagi kemajuan olahraga kita. Pemerintah akan kesulitan menjalankan program olahraga tanpa melibatkan swasta. Bahkan liga sepak bola kita juga disponsori pihak swasta. Pertanyaannya kemudian, apa jadinya ketika pihak swasta mundur hanya karena hal yang bersifat subjektifitas?

Pemerintah harus mengakui bahwa tanpa swasta pemerintah sulit mengembangkan olahraga kita. Dana menjadi persoalan utama bangsa ini. Sehingga pemerintah harus membentuk badan penjemputan dana bagi kemajuan olahraga kita. Caranya dengan mengumpulkan korporasi besar di Indonesia.

Sebagai sponsor dana kegiatan maupun pembinaan, mereka (swasta) harus diajak bicara. Selain even yang masih minim, persoalan pembinaan juga masih lemah.

Belajar dari PB Djarum yang sukses melakukan pembinaan atlet bulutangkis, saya kira pemerintah dapat meniru mereka. Dan perlu kejelasan makna eksploitasi anak yang dimaksud KPAI.

Jangan sampai pembinaan dianggap sebagai eksploitasi anak. Apakah nanti anak-anak yang belajar di pesantren juga disebut eksploitasi? Pemaknaan tunggal kerap menjadi persoalan bangsa ini. Sama halnya dengan kata penistaan, makar, maupun kata-kata lain yang terkadang tidak dilakukan musyawarah mencapai konsensus. Jangan-jangan pembinaan atlet sepakbola muda digolongkan sebagai eksploitasi anak. Lantas sejak usia berapa kita membina dan merealisasikan mimpi anak-anak Indonesia.

Pembinaan dan kompetisi dua hal yang sangat penting dalam membangun olahraga. Tanpa keduanya mustahil bendera Indonesia dapat berkibar di even internasional. Entah itu olimpiade, Sea Games, Asian Games, maupun kejuaraan dunia. Nah, menanggulangi persoalan pendanaan pemerintah wajib bekerjasama dengan swasta. 

Pemerintahan bersama swasta dapat menggalang dana dari masyarakat. Ibarat menjual saham, pemerintah bekerjasama dengan swasta dapat menjual kupon yang isinya diskon. Maupun hal lain yang dalam hal ini melibatkan swasta. Saya kira dengan konsep yang cerdas olahraga malah menjadi industri sekaligus mengangkat harkat dan martabat bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun