Isu SARA merupakan isu kontemporer. Bisa terjadi di negara manapun. Tak peduli negara maju maupun miskin, isu SARA akan cepat menyala dan membakar. Sulit diredamkan dalam waktu singkat. Setelah dugaan aksi rasisme terjadi di Jawa Timur terhadap mahasiswa asal Papua terjadi, konflik berlanjut di Manokwari.
Pemerintah kemudian mengirimkan pasukan tambahan. Hari ini aksi demonstrasi kembali terjadi di Papua. dilansir tirto, aksi hari ini malah sempat terjadi pelemparan terhadap gedung DPRK Timika. Aparat keamanan terpaksa memberi tembakan peringatan guna meredam aksi.Â
Konflik di Papua perlu diredam. Jokowi harus datang langsung ke Papua bukan militer. Konflik ini tidak bisa dianggap sepele. Dunia internasional akan memantau konflik ini apalagi ada kepentingan Amerika Serikat di sana. Tentu saja akan merugikan bangsa ini apabila konflik terus berlarut-larut.
Pemerintah harus bergerak cepat mengatasi persoalan ini. Dan dialog harus di kedepankan bukan pendekatan militeristik. Sudah terbukti ketika konflik di Aceh. Pendekatan militeristik akan gagal dan merugikan kita semua.
Pendekatan empatik akan lebih berguna. Karena di dahului rasisme, tugas ini menjadi tugas bersama. Sentimen kesukuan harus segera diredam dan warga negara punya kewajiban yang sama. Rangkul teman-teman Papua di daerah masing-masing. Jangan diisolir dari pergaulan. Tak cukup peran pemerintah semata.
Jangan sampai konflik rasisme membesar. Jangan sampai aksi saling usir terjadi. Gejalanya menuju ke sana, karenanya mari sudahi dan galang kekuatan untuk melawan provokator. Melawan mereka yang 'menari' di atas konflik. Perang atau pendekatan militeristik bukanlah solusi.