Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Money

Rapor Ekonomi Jokowi Selama 5 Tahun

9 Juli 2019   11:30 Diperbarui: 9 Juli 2019   11:47 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada masa kampanye pilpres 2014 Jokowi pernah berjanji akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen. Namun hingga akan berakhir masa jabatannya angka pertumbuhan ekonomi belum mencapai 7%. Ekonomi kita Ekonomi sejak tahun 2015 sampai 2018 hanya mampu tumbuh di kisaran 4,88-5,17%. 

Lalu pemerintah menjawab hal itu disebabkan perlambatan ekonomi global dan situasi geopolitik yang tanpa kepastian. Bisa saja alasan tersebut benar namun bagaimana dengan ekspor-impor kita. Faktanya kita masih tertinggal dari Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura. 

Satu hal pasti, Janji Jokowi soal pertumbuhan ekonomi 7 persen telah gagal dipenuhi. Meski dengan dalih perlambatan ekonomi global dan geopolitik, masyarakat tetap menilai janji tersebut gagal dipenuhi. 

Barangkali itu pelajaran penting bagi kita semua, janji kampanye itu hendaknya realitis jangan muluk-muluk. Sebaiknya Jokowi meminta maaf pada rakyat Indonesia karena gagal memenuhi janji kampanyenya pada 2014.

Pada periode kedua sebaiknya Jokowi lebih hati-hati. Jangan berjanji hanya menyenangkan hati sebentar namun di kemudian hari malah menyakitkan. Kegagalan pertumbuhan ekonomi kita diikuti dengan menurunnya investasi. Pada awalnya investor berbondong-bondong namun kemudian mulai mengurangi volume investasi. 

Sesuatu yang merugikan. Mengutip laporan United Nations Conference on Trade and Development, penyebab penurunan FDI yang berorientasi pasar domestik adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hal di atas bisa disimpulkan bahwa rapor ekonomi selama 5 tahun ini merah. Jokowi gagal memenuhi janji kampanye 7 persen pertumbuhan ekonomi. Kegagalan itu harus dibayar pada periode kedua ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun