Belakangan ini Habib Rizieq Shihab lebih banyak diam. Bahkan ketika beberapa Ustadz dipanggil pihak kepolisian, HRS tak berkomentar. Terhadap korban 21-22 Mei HRS juga diam, mengapa beliau diam. Ribuan pertanyaan datang, banyak pula publik yang menafsirkan sikapnya sebagai bentuk protes terhadap Prabowo yang ajukan gugatan pilpres ke MK. Prabowo seolah gagal mengemban amanah dari HRS, dan kecewa yang kini bersama HRS.
Narasi liar itu mulai berkembang bahkan ada narasi yang menyatakan HRS sudah nyerah. Ada juga narasi HRS mengakui kemenangan Jokowi dan ia tak yakin dengan langkah gugatan ke MK. Namanya prediksi, semua sah dan halal di dalam era keterbukaan ini. Spekulasi apapun itu selama masih rasional tanpa menghina maka sah-sah saja. Begitu pula ketika ada narasi bahwa HRS telah mengakui kemenangan Jokowi sebagaimana diamnya seorang gadis yang dilamar berarti setuju.
HRS akui kemenangan Jokowi bukan kemustahilan setidaknya sudah dilakukan pada pilpres 2014. Hingga akhirnya HRS kembali bersuara saat pilkada Jakarta dan pilpres 2019. Barangkali HRS sedang menunggu momen yang tetap, narasi yang cocok serta masukan-masukan dari semua pihak termasuk dari lawan politiknya. Barangkali HRS menunggu masukan YIM, siapa yang tahu peristiwa dibelakang sana.
Satu hal yang pasti HRS pada pilpres 2014 bersama Prabowo akhirnya mengakui kemenangan Jokowi-JK. Situasinya mirip meski tak sama karena ada gerakan rakyat pada pilpres kali ini. Selain itu, pilpres yang lalu korban KPPS tak sebanyak kali. Dan pilpres 2014 juga tidak didahului pilkada sengit (2017) yang menghadirkan jutaan orang ke Jakarta. Namun akhir kisah pilpres kali ini dan 2014 menurut saya tak jauh beda. Dan akhirnya HRS akan mengakui kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Bagaimana menurut anda?
