Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Politik

TGB Akan Seperti Anas Urbaningrum

20 Maret 2018   16:51 Diperbarui: 20 Maret 2018   16:58 2666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto https://muslimah.me/tgb-calon-presiden-2019/

Belakangan ini media sedang menyorot kasus internal partai demokrat, perseteruan antara TGB dan Cikeas walaupun TGB tidak pernah secara langsung melakukan konflik. Para pendukung TGB tampaknya sangat ingin TGB menjadi capres sementara tradisi Cikeas selalu mengutamakan keluarga. Siapapun yang mencoba menyinggung keluarganya bakal dihabisi seperti Anas Urbaningrum. Saat itu Anas sukses mengalahkan SBY dalam pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat.

Kisah selanjutnya kita sudah tahu, Anas Urbaningrum diusir atau dipaksa mundur dari kursi Ketua Umum melalui kasus Hambalang. Walaupun Yulianis sebagai salah satu orang yang mengetahui kasus tersebut mengatakan bahwa Mobil yang disebut suap itu sudah jauh-jauh hari dimiliki Anas. Yulianis juga mengatakan ada slip penerimaan atas nama putra bungsu SBY yang diberikan Nazarudin, sayang kasus itu hanya membidik Anas Urbaningrum dan gerbongnya di Partai Demokrat.

Kini, ada sosok Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) yang perlahan namun pasti memiliki elektabilitas tinggi. Tuan Guru Bajang dianggap ancaman serius bagi putra sulung SBY yang sedang bersiap menghadapi pilpres 2019. Nama TGB memang lebih populer walaupun ia bukan putra mantan presiden. Hal ini berakibat pada posisi TGB didalam Partai Demokrat, suara agar TGB hengkang dari Partai Demokrat semakin kencang.

Nasib TGB bakal seperti Anas, itu artinya TGB akan segera digusur dari Partai Demokrat. Isu personal akan dihembuskan menggunakan teori konspirasi. Citra TGB akan mulai pudar, satu demi satu tuduhan dan propaganda akan disematkan pada dirinya. Mulai dari soal istri, anak, karir politik hingga MCA. Operasi menghancurkan nama TGB akan segera diluncurkan, maklum saja TGB berhadapan dengan mantan penguasa dan penguasa saat ini. TGB bukan hanya ancaman bagi Cikeas akan tetapi ancaman bagi petahan.

Sosok TGB mulai dikenal publik sejak kasus penghinaan terhadap dirinya yang dilakukan seorang keturunan China. Sejak saat itu hingga kini, TGB dianggap pantas menjadi salah seorang capres atau cawapres. Sayangnya, TGB berada di Partai yang sangat gandrung dengan keluarga sendiri.

Partai Demokrat sejak pertama kali didirikan selalu dipimpin dari keluarga besar SBY, sempat diambil Anas Urbaningrum namun tak berapa lama ia harus mundur. Kini Partai Demokrat diketuai SBY dan Sekjendnya putra bungsunya, mirip dengan PDIP yang masih dipimpin Megawati Soekarno Putri. Dinasti diparpol sejatinya bertentangan dengan semangat pemberantasan KKN.

Apa hendak dikata, TGB berada di partai yang masih belum rela bila orang lain memegang kendali, harus dari pihak keluarga. TGB bahkan dituduh memelihara buzzer jahat, padahal bisa jadi mereka yang fanatik memang ikhlas mengkampanyekan TGB untuk menjadi presiden. Mereka percaya bahwa TGB lebih baik dari AHY.

Sangat memalukan bila apa yang terjadi pada Anas Urbaningrum bakal terjadi pada TGB hanya karena beliau lebih populer dibandingkan putra sulung SBY. Peng-Anas-san TGB dengan sendirinya akan merugikan Partai Demokrat dan merusak citra demokrasi kita. Tuduhan bahwa TGB memelihara buzzer sangat tidak beralasan.

Partai Demokrat sebaiknya melakukan revolusi mental sebagaimana Jokowi inginkan. Setidaknya PDIP sudah mulai beranjak dari trah-Soekarno dan memberi kesempatan kepada warga biasa seperti Joko Widodo untuk berkarir dalam politik. Satu hal yang patut diapresiasi bila dibandingkan dengan Demokrat yang masih harus trah-SBY.

TGB tidak berambisi menjadi Capres, orang-orang melihat potensi dirinya dan mendukung. Upaya pengusiran TGB dari Partai Demokrat menunjukkan kualitas Partai Demokrat dalam berdemokrasi belumlah dewasa. Harusnya Partai Demokrat berbangga memiliki anggota yang berkala nasional tanpa embel-embel ia seorang anak mantan presiden.

Memiliki TGB malah membantu perolehan suara Partai Demokrat pada pemilu yang akan datang. Sama halnya ketika Anas Urbaningrum masih di Partai Demokrat, saat itu elektabilitas Anas tertinggi untuk menjadi capres. Sayangnya ia terjerat kasus Hambalang ala Nazarudin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun