Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Pimpin PDIP

15 Oktober 2017   03:06 Diperbarui: 15 Oktober 2017   03:16 2542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: indonesiatempo.co

Jokowi telah 3 tahun lebih memimpin Indonesia, tak sampai dua tahun lagi masa jabatannya akan habis. Menjelang pilpres, survei-survei menempatkan Jokowi sebagai pemenang dengan elektabilitas tertinggi. Namun demikian, elektabilitas tinggi belum memastikan tiketnya untuk kembali bertarung pada pilpres 2019.

Megawati sebagai Ketua Umum PDIP memiliki hak veto. Kandidat Presiden 2019 sampai detik ini belum ditentukannya. Kita semua boleh berasumsi bahwa Megawati akan memilih Jokowi, namun Megawati politisi yang penuh kejutan.

Megawati pernah menyatakan Jokowi sebagai petugas partai. Pernyataan itu terlontar pada Rabu, 14 Mei 2014 atau menjelang Pemilu Presiden. "Pak Jokowi, sampeyan tak jadikan capres, tapi anda adalah tugas partai yang harus menjalankan tugas partai," ujar Megawati di Kantor DPP PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Begitu rendah dan hinanya Jokowi dihadapan Megawati, pernyataan itu sekaligus pembuktian bahwa Jokowi bisa saja tak dicalonkan PDIP pada pilpres 2019. Jokowi harus sadar bahwa posisinya bisa saja digeser Puan atau kader PDIP yang nurut pada Megawati. Sangat riskan membiarkan itu terjadi, Jokowi harus bertindak cepat dan tegas.

Megawati merupakan salah satu Ketua Umum parpol terlama memimpin (1999-2017). Ini tidak baik bagi 'kesehatan' parpol yang ujungnya berakhiran demokrasi. Sudah sepatutnya PDIP menjadi teladan, menjadi parpol yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Suksesi kepemimpinan harus menjadi agenda utama PDIP selain pileg dan pilpres.

Kapasitas Jokowi serta loyalitasnya pada PDIP sudah memadai baginya untuk memimpin PDIP sebelum pilpres 2019. Megawati sudah pantas menjadi sepuh parpol dan ikhlas serahkan tampuk kepemimpinan pada Jokowi. Selama ini PDIP hanya menjadi 'beban' bagi Jokowi bukan malah sebaliknya. PDIP terutama Megawati patut malu pada PSI, mereka anak muda yang siap bersaing. Regenerasi di PDIP sebuah kebutuhan demi menyelamatkan PDIP pada pileg 2019. Jokowi adalah tokoh yang pantas dan pas menyelamatkan PDIP dari kekalahan. Bila regenerasi tidak dilakukan dengan segera, PDIP bisa tinggal nama dan tenggelam dalam sejarah politik nasional.

Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP pasti tidak ada yang menolak, kader PDIP sebenarnya sudah sangat ingin ada perubahan. Salah satu yang mereka harapkan adalah suksesi kepemimpinan, Megawati harus mendengar aspirasi tersebut. PDIP harus bangun dari tidur atau akan menjadi 'santapan' sejarah.Megawati harus melihat dan menganalisa kebutuhan politik hari ini. Para pemilih sudah bosan dengan muka lama seperti Megawati dan SBY yang masih memimpin parpol. 

Kepemimpinan Jokowi setidaknya sudah teruji saat menjadi Walikota hingga hari ini menjadi orang nomor satu di republik ini. Partai-partai lain hari ini sedang berbenah, PDIP harusnya melakukan hal yang sama. Pergantian Ketua Umum PDIP tidak akan menempatkan Megawati diposisi lemah, malah orang akan beranggapan sebaliknya. Megawati akan dianggap sebagai negarawan sejati.Tahun depan menjadi momen yang tepat bagi Megawati mengundurkan diri, sekaligus momentum bagi Jokowi memimpin PDIP. Bila ini dilakukan Megawati, maka kemenangan PDIP dan Jokowi sebagai Presiden 2019 akan terwujud. Penyegaran struktural juga harus dilakukan Jokowi setelah memimpin PDIP.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun