Mohon tunggu...
Indonesia Happy People
Indonesia Happy People Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang Indonesi yang bahagia dan bergembira dalam proses menjadi bagian dari upaya membangun kembali Indonesia Raya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Itu Merekatkan, Dia Adalah Prabowo

10 Oktober 2018   13:15 Diperbarui: 11 Oktober 2018   15:16 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa kita memiliki kekayaan tak ternilai dan merupakan anugerah luar biasa, keragaman. Banyak bangsa-bangsa lain didunia yang juga memiliki keunikan atas banyak nya produk kebudayaan warisan nenek moyang tapi tak ada yang semagis Indonesia.

Dalam bentang pulau-pulau yang tak sama bentuk rupanya disatukan dengan kekuatan lautan kita yang kaya membentuk kesatuan bernama Indonesia.

Mari melihat dengan mata terbuka, apakah kita sedang baik-baik saja?

Apakah hati-hati kita masih seperti laut yang menautkan pulau-pulau yang beda?

Kita sekarang terbelah. Memang belum hancur, tapi sudah berkeping. Namun patahan yang paling besar membagi menjadi dua.

Dua patahan yang terbentuk sekitar empat tahun lalu. Masih belum direkatkan, masih belum terlihat upayanya menyatukan.

2014, terbetuk jurang pemisah antara pendukung Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Hal yang wajar dalam demokrasi terbaginya pilihan. Empat tahun lalu itu ada dua jagoan yang ditawarkan untuk diberi mandat. Kita menjadi dua, dan itu biasa. Setelah pesta demokrasi dalam pemilihan itu usai apakah kita masih dua atau kembali satu? Jawabnya belum, bahkan dari dua patahan tadi kita coba di retakkan lagi. Entah oleh siapa.

Sebagai pemerintah yang menjalankan kehidupan negara ini, pak Jokowi gagal membuat satu kembali. Gagal membuat dua yang tadi berbeda pilih harus jadi satu karena pemilihan usai dan bersatu untuk membangun Indonesia. Belum ada langkah dalam kepemimpinan beliau yang berarti untuk upaya itu.

Kenyataannya, semakin banyak benturan yang diahadapkan kepada kita sebagai bangsa. Rezim ini tak berhenti hanya memberikan suguhan dan hiburan pada pemujanya semata. Bagaiamana mereka menjadi buta dan gelap dalam bersikap termasuk yang paling menyedihkan terhadap persaudaraan dalam bingkai negaranya.

Mudah sekali dimasa kepemimpinan presiden jokowi orang dicap radikal, mudah sekali menunjuk orang jadi kelihatan keberatan dengan pancasila, seenak jidat memberi predikat makar pada yang berseberangan pada kaum mereka. Bukankah berbeda itu sudah biasa buat kita, tapi kenapa sekarang beda bisa jadi masalah.

Tidak berlebihan rasanya kalau kita sakit hati, karena ada pihak yang memakai ideologi untuk memukul. Jauh dari seharusnya ideologi kita dijadikan kehebatan untuk merangkul dalam perbedaan, siapa saja yang berseberangan akan dilumpuhkan. Benturan antara umat islam dengan pancasila adalah kejatahatan. Dengan bangga membuat opini bahwa yang taat sesuai syariat adalah kelompok radikal dan tidak pancasila. Sementara pancasila sendiiri lahir dari keyakinan umat muslim pada Allah SWT, keyakinan saudara kita kristiani pada tuhannya, ketaatan umat khatolik pada pencipta, begitu juga hindu dan budha. Bagaiamana bisa umat beragama dan metaati perintah tuhannya jadi tidak pancasila sementara ia sedang mengamalkan sila pertamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun