Mohon tunggu...
Wimpie Fernandez
Wimpie Fernandez Mohon Tunggu... Penulis - Tak harus kencang untuk berlari

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukan Asal Tampil Beda

18 Mei 2019   00:35 Diperbarui: 18 Mei 2019   01:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpadunya Rama, Shinta dan Candi Prambanan 

sumber gambar
sumber gambar
Pada ajang Mandiri Jogja Marathon tahun 2019, panitia menyediakan hadiah uang total senilai Rp 1 miliar lebih. Kategori lomba yang diikuti laki-laki dan perempuan terbagi menjadi 4 empat masing-masing Half Marathon, Full Marathon, 10K dan 5K. Hasil pemenang dari masing-masing kategori berhak menerima uang.

Selain uang, para pemenang dan peserta yang berhasil mencapai garis finish dibawah Cut Off Time (COT) berhak mendapatkan medali penamat (finisher medal). Desainnya pun terbilang unik menggunakan simbol seni pewayangan tokoh Rama dan Shinta. Dikutip dari laman www.kompas.com, Vice President Corporate Communications Bank Mandiri Rudi As Aturridha menuturkan, medali Mandiri Jogja Marathon sangat istimewa karena belum pernah ada di penyelengaraan marathon manapun. "Waktu medali kami munculkan di media sosial MJM, banyak netizen yang bertanya karena mereka menilai keren," ujarnya.

Pesan yang ingin disampaikan Bank Mandiri dengan menggabungkan ketiga corak ini untuk merawat ingatan peserta lari agar bangga dan tidak lupa akan sejarah bangsanya lewat cerita ramayana yang mengisahkan asmara Rama dan Shinta di Candi Prambanan.

Bukan Kesimpulan 

https://blog.uclm.es/
https://blog.uclm.es/

Pemaparan inilah yang menjadi alasan, mengapa Mandiri Jogja Marathon dikatakan berbeda dari event-event lari pada umumnya dan layak menjadi bagian dari agenda olahraga lari di Indonesia setiap tahunnya. Ke depan, Bank Mandiri, Pemerintah Pusat dan Daerah bersama pihak sponsor serta warga yang masih setia mendukung kegiatan ini tak perlu banyak mengubah konsep perlombaan. Rawat dan tingkatkan warisan kebudayaan nenek moyang, maka dengan sendirinya masyarakat akan mengikuti agenda ini, tanpa harus memeras keringat yang berlebih.

Sumber: 

https://pariwisata.jogjakota.go.id/detail/index/410, diakses pada tanggal 4 Mei 2019

http://bappeda.jogjaprov.go.id/, diakses pada tanggal 4 Mei 2019

https://www.indonesiakaya.com, diakses pada tanggal 9 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun