Mohon tunggu...
Dominikus Waruwu
Dominikus Waruwu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka menghabiskan waktu luang dengan membaca buku, menonton film, berolahraga, menulis dan belajar musik. Saya ingin membuat hari-hari saya terisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan supaya hidup menjadi maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hasrat Manusia untuk Berkuasa

11 Januari 2023   14:48 Diperbarui: 11 Januari 2023   14:54 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Koran Kompas halaman Politik seringkali meliput aktivitas kader-kader partai politik dan para politisi yang berusaha memperkenalkan calon pemimpin pemerintahan yang mereka usung supaya menjadi pemenang kontestasi. Berita tentang persaingan antarcalon yang digerakkan oleh pendukung menjadi semakin hangat pada awal 2023 ini. Tentu saja karena tahun ini merupakan kesempatan emas menaikkan popularitas calon pemimpin atau kader yang dijagokan oleh partai atau kelompok masing-masing. Dengan demikian, setiap kelompok yang bersaing berharap supaya politisi dari pihak mereka yang terpilih menjabat dan berkuasa.

Berbicara tentang kekuasaan, Friederich Nietzsche, seorang filsuf Jerman, mengulasnya dengan menarik. Ia tidak melihat aktivitas politik yang hendak memperebutkan kekuasaan sebagai kejahatan atau sisi buruk dari manusia. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa pada dasarnya manusia didorong  oleh kehendak untuk berkuasa (the will to power). Manusia ingin berkuasa atas alam, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, barang-barang (harta milik) dan bahkan atas sesama manusia. Akan tetapi, ia (manusia) berusaha menyembunyikan dorongan untuk berkuasa itu, sebab nilai-nilai moral lembaga agama dan pemerintah tradisional menganggap hasrat untuk berkuasa itu tidak baik atau tidak terpuji. Namun, Nietzsche melihat kemunafikan di balik nilai-nilai moral tersebut.

Nietzsche berusaha membuka tembok kemunafikan yang tersembunyi di balik nilai-nilai moral dan mendorong orang-orang zaman sekarang untuk berani memegang kekuasaan. Sebab baginya, sudah saatnya manusia merayakan kehidupan dengan kebebasan, tanpa menekan hasrat-hasrat kodratinya. Melalui pemikiran cemerlangnya ini, Nietzsche menantang setiap orang untuk memberi ruang bagi sifat dasarnya. Akan tetapi perlu ditambahkan bahwa hasrat untuk berkuasa harus berjalan beriringan dengan suara hati dan akal sehat. Hasrat berkuasa yang disertai akal sehat dan hati nurani menjadi terkontrol menjadi produktif dan positif. Dengan demikian, pemimpin tidak hanya ingin mendapatkan kekuasaan tetapi menjalankan kekuasaan dengan baik dan benar, yaitu demi kebaikan sesama manusia, alam ciptaan dan kemuliaan Penciptanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun