Mohon tunggu...
Unu D Bone
Unu D Bone Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar Sama-Sama

Kadang suka jalan-jalan, kadang suka diam di rumah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Pertempuran Surabaya ke Tugu Four Freedom

13 November 2020   23:35 Diperbarui: 13 November 2020   23:39 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Four Freedom, Kupang-NTT (foto Dok.Pribadi)

Bagi bangsa Indonesia, Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sebulan setelah itu, tepatnya tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Azasi Manusia (HAM). Ada hubungan erat antara kedua hari peringatan tersebut.

Pertama, tanggal 10 November merupakan peringatan atas pertempuran memertahankan kemerdekaan Indonesia di Surabaya, pertempuran pertama pasukan Indonesia melawan pasukan asing (pasukan Inggris - Sekutu) pasca Proklamasi Kemerdekaan. Perang Surabaya itu belangsung pada 27 Oktober-20 November 1945, puncaknya terjadi pada 10 November.

Kedua, peringatan HAM Internasiomal didasarkan pada tanggal pengesahan PBB atas Deklarasi HAM Internasional tanggal 10 Desember 1948, yang salah satu pokok pentingnya di dalamnya tentang kemerdekaan. Catatan ini mengingatkan bahwa sejak tanggal ditetapkan, kemerdekaan manusia dan bangsa merupakan hak azasi dan menjadi perhatian serius dunia.

Di kota Kupang, kesadaran akan HAM sesungguhnya telah ada, bahkan jauh sebelum lahirnya Deklarasi HAM Internasional. Ini dibuktikan dengan berdirinya Tugu HAM berisi Four Freedom di Kupang, ditulis dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Tugu ini dibangun akhir Desember 1945, kemudian direnovasi tahun 1949.

  Kisah dibalik berdirinya tugu ini adalah kembalinya beberapa pemuda Timor yang ikut dalam pertempuran Surabaya. Dalam pertempuran itu banyak pemuda Timor yang juga tewas. Tak ada catatan rinci tentang para pemuda Timor yang gugur tersebut. Mereka dimakamkan dan dikenang sebagai pahlawan tak dikenal.

Beberapa pemuda yang kembali ke Kupang mendapati kota tersebut dikuasai Sekutu (pasukan Australia). Masih dalam spirit kemerdekaan dan kemenangan di Surabaya, Max Rihi yang menjadi pemimpin kelompok pemuda tersebut ingin mengobarkan revolusi dengan senjata untuk mengusir Sekutu dari Kupang. Namun niat ini ditolak kelompok pemuda Kupang yang lain karena kehadiran Sekutu justru membebaskan mereka dari pendudukan Jepang.

Revolusi bersenjata akhirnya batal. Sebagai jalan keluarnya, sebuah cara cerdas digunakan. Dipimpin Max Rihi, para pemuda membangun sebuah tugu, hanya beberapa ratus meter dari Benteng tempat konsentrasi tentara Sekutu saat itu. Pada tugu tersebut ditulis Deklarasi Four Freedom, yaitu (a) bebas untuk mengemukakan pendapat; (b) bebas untuk beribadah; (c) bebas dari kemiskinan; dan (d) bebas dari ketakutan. Tugu ini merupakan bukti kesadaran akan HAM dan cara diplomasi cerdas pemuda Kupang-Timor.

Dalam perjalanan waktu tugu yang luar biasa ini berubah menjadi begitu biasa bagi pemuda-pemuda Kupang (dan kita semua). Saking biasanya tugu yang menjadi poros simpang tiga ini hanya dianggap sebuah bangunan seperti jembatan di dekatnya. Pertanyaannya, apakah akan terus seperti itu? Catatan sejarah diabaikan, dibarengi pula dengan hilangnya kesadaran ber-HAM kita? Apakah anak-anak NTT sudah bebas dan berani mengemukakan pendapat? Apakah orang NTT sudah bebas beribadah dan memberikan ruang bagi penganut agama berbeda melaksanakan ibadahnya? Apakah NTT sudah bebas dari kemiskinan? Apakah NTT sudah bebas dari ketakutan?

Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah pengulangan atas pertanyaan-pertanyaan yang telah ada lama sekali. Sudah saatnya pemuda NTT bangkit dengan kesadaran penuh. HAM bukan hanya soal seremoni dan orasi setiap tanggal 10 November maupun 10 Desember.

HAM adalah kehidupan yang dijalani setiap hari. HAM mencakup pekerjaan, sikap yang dewasa, semangat hidup, memberi bantuan tanpa pamrih, menghargai melampaui sekat pembatas yang membingkai manusia dalam kelompok-kelompok, HAM menyangkut keberpihakan pada kelestarian alam, HAM menyangkut menghargai keberagaman, HAM menyangkut politik yang bersih, HAM menyangkut peningkatan kesejahteraan masyarakat, penyediaan sarana kesehatan dan pendidikan, HAM menyangkut kepedulian terhadap Human Trafficking, HAM menyangkut pemberantasan korupsi, HAM menyangkut keselamatan tahanan dalam sel, dan masih banyak lagi tugas yang harus dikerjakan dalam memerjuangkan HAM, HAM menyangkut perhatian menyeluruh kepada kesejahteraan masyarakat dibanding ambisi pribadi untuk mendirikan menara Babel politis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun