Mohon tunggu...
Domi Maghu
Domi Maghu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis adalah senjata terbaik mengungkap kemunafikan.

Saya adalah seorang mahasiswa ilmu administrasi negara. Saat ini sedang menyelesaikan studi di kota malang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

China Hadapi Sentimen Anti-China yang Dipimpin Amerika Serikat

6 Mei 2020   12:47 Diperbarui: 6 Mei 2020   12:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perang kata-kata soal, asal usul Virus Corona terus berlanjut, bahkan makin hari makin banyak negara yang ikut bersuara. Negara-Negara yang berada di bawah kendali AS kompak dalam menyerukan penyelidikan internasional.

Sentimen Anti-China terus merebak kelapisan bawah masyarakat, sebut saja di indonesia yang kebencian mereka terhadap Ras China yang berlangsung lama dan berhasil di kendalikan Gus Dur kembali di galikan lubang oleh propaganda Amerika serikat.

Analisi soal makin parahnya perang dagang, perang kata-kata dari kedua negara tersebut makin mengkhawatirkan akan terjadinya perang terbuka, kita kwatir kalau pada akhirnya konfrontasi bersenjata adalah pilihan untuk mengakhiri perang kata-kata.

"Akibatnya, Beijing menghadapi gelombang sentimen anti-China yang dipimpin oleh Amerika Serikat setelah pandemi dan perlu dipersiapkan dalam skenario terburuk untuk konfrontasi bersenjata antara kedua kekuatan global," tulis Reuters, mengutip sumber yang menolak untuk disebutkan identitasnya itu, Selasa (5/5/2020).

Sementara itu media inggris beranggapan bahwa tanggapan dari tink tank China, terhadap situasi demikian menjadi pertanda bahwa China sangat serius menghadapi duel dengan situasi saat ini.

Tetapi penyajian laporan itu menunjukkan betapa seriusnya Beijing menghadapi ancaman serangan balik yang dapat mengancam apa yang dilihat China sebagai investasi strategisnya di luar negeri dan pandangannya terhadap keamanannya," tulis Reuters.

Tidak perlu di ragukan lagi bahwa kedua Negara sedang menuju kearah yang lebih serius terkait Konfrontasi bersenjata, setelah sebelumnya China mengusir militer AS dari laut China selatan, karna di anggap tindakan propokatif dan melanggar kedaulatan China.

"Tindakan-tindakan provokatif oleh pihak AS ini telah secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan China, sengaja meningkatkan risiko keamanan regional dan dapat dengan mudah memicu insiden yang tidak terduga," bunyi pernyataan juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Li Huamin, seperti dikutip South China Morning Post, Rabu (29/4/2020).

Sementara laporan yang di buat AS tentang China yaitu bahwa mereka China telah diam-diam  membuat ujicoba nuklir bawah tanah, namun pihak China menuding As sebagai biang keonaran yang terjadi di laut China selatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun