Mohon tunggu...
Domenico Wisnu
Domenico Wisnu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY

Solus populi suprema lex

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Maknanya, Table Manner Bukan Sekadar Sikap!

24 November 2020   21:31 Diperbarui: 24 November 2020   21:47 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Ilustrasi Jamuan Makan | www.99.co

Hai, sobat Kompasiana!

Pernahkan kalian menyadari bahwa kita berkomunikasi tidak hanya melalui kata-kata yang kita ucapkan? Ketika kalian menolak pemberian dari teman kalian, dibanding mengatakan, “Tidak!” kalian justru hanya menggelengkan kepala namun ketika itu juga teman kalian tahu maksud kalian. Gelengan kepala tersebut ternyata tergolong dalam bentuk bahasa, lho!

Kata-kata yang terucap dari mulut kita disebut dengan bahasa verbal, sedangkan bahasa yang tidak menggunakan kata-kata disebut dengan bahasa nonverbal. Oleh karena itu, gelengan kepala dapat memberikan pesan yang sama seperti dengan kata-kata dalam bahasa verbal.

Penulis teringat pada masa kecil ketika masih tinggal bersama orang tua. Orang tua penulis pernah megajarkan mengenai maknanya dibalik bahasa nonverbal ketika menyantap sebuah hidangan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin memberikan beberapa butir tentang makna dibalik bahasa nonverbal dan verbal dalam table manner. Dengan mempelajari makna bahasa tersebut, harapannya kita semua mampu menciptakan ruang komunikasi yang baik.

“Bahwa seorang komunikator antar budaya yang kompeten harus berhasil menganalisis konteks dan memilih perilaku yang tepat, sehingga perilaku-perilaku yang dianggap tepat membuat perilaku tersebut cocok untuk diberi harapan dari yang dihasilkan budaya tertentu, kendala situasi, dan hubungan antar individu.” - Samovar dan Peter (dalam Kurniawan, 2011)

Makna Dibalik Sikap dalam Table Manner

Don’t make assumption

Ketika seseorang diundang jamuan makan, tidak seharusnya mereka langsung menaburkan garam, merica, atau penyedap rasa lain. Mengapa demikian? Ternyata menambahkan penyedap rasa, seperti garam dan merica sebelum mencicipi makanan yang dihidangkan dianggap tidak menghargai tuan rumah (yang menyediakan makanan). Para tamu sebaiknya mencicipinya terlebih dahulu dan tidak bertindak atas dasar asumsi dan selera mereka. Di balik itu semua, sang tuan rumah ingin menghidangkan kelezatan rasa tertentu kepada para tamunya.

Perhatikan anggota di sisi lain meja

Ketika kalian ingin mengambil sesuatu, baik itu adalah sebuah hidangan, peralatan makan, atau penyedap rasa yang terletak di sudut lain meja, mintalah bantuan orang terdekat. Meminta bantuan kepada orang terdekat dengan benda yang kalian inginkan memiliki makna bahwa kalian menghargai keberadaan mereka. Namun demikian, hal ini tidak perlu dilakukan ketika benda yang kalian harapkan ada dekat atau tepat di depan kalian.


Jangan rakus, be reasonable

Tidak peduli seberapa lapar kalian, berusahalah untuk tetap menyisakan hidangan untuk orang lain. Hal itu juga berlaku meskipun kalian telah menyesuaikan dengan prosi kalian (tidak terlalu banyak atau sedikit). Sehingga terkadang kita akan menerima hidangan lebih sedikit dari porsi idealnya.  Sebaliknya, jika kalian tidak menyukai makanan yang dihidangkan, setidaknya ambil sedikit porsi untuk mencicipinya. Sikap ini menunjukkan rasa peduli dan menghargai anggota keluarga, tuan rumah, dan tamu yang lain.

Jangan lupa beri pujian

Ketika kalian diundang jamuan makan, jangan lupa untuk memberikan pujian kepada tuan rumah. Di Indonesia kita biasa memberikan ucapan terima kasih, namun akan lebih baik jika memberikan pujian langsung mengenai hidangan yang telah disediakan oleh tuan rumah. Pujian dapat kalian sampaikan dengan kalimat pujian hangat sambil wajah tersenyum. Sikap ini akan menunjukkan rasa hormat kita kepada tuan rumah yang telah mengundang dan memberikan kita hidangan.

Demikian butir-butir tentang makna dibalik table manner yang sebaiknya kalian ketahui. Table manner merupakan budaya asal Perancis, namun dengan mengetahui makna di baliknya kita mampu menerapkan di lingkungan sekitar kita meskipun dengan gaya atau bentuk yang berbeda. Semoga bermanfaat!

Daftar Pustaka

Kurniawan, F. 2011. Kompetensi komunikasi antarbudaya (Studi deskriptif kualitatif tentang kompetensi komunikasi antarbudaya anggota perkumpulan masyarakat surakarta (PMS) etnis Tionghoa dan Jawa). Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Diakses dari sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun