Mohon tunggu...
Nurfahmi Budi Prasetyo
Nurfahmi Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis kalau lagi mood

Penguber kuliner, tertarik politik & penggila bola

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gadis Cilik Penghuni Istana Itu Kini Sudah Terima 7 Gelar Doktor Honoris Causa

8 Maret 2018   22:12 Diperbarui: 8 Maret 2018   22:18 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Bukukita.com

Dus, gelar Doktor Honoris Causa ini sejalan dengan cita-cita Bung Karno yang menginginkan Kaum Perempuan Indonesia ambil bagian dalam pembangunan. Dalam sebuah buku berjudul Sarinah (1947), yang isinya kumpulan bahan pengajaran Bung Karno dalam kursus wanita yang diadakannya rutin pasca kemerdekaan, Bung Karno dengan lantang berpesan kepada Sarinah-Sarinah masa kini, "Hai wanita-wanita Indonesia, jadilah revolusioner, tiada kemenangan revolusioner, jika tiada wanita revolusioner, dan tiada wanita revolusioner, jika tiada pedoman revolusioner!"

Menutup tulisan ini, saya ingin menyampaikan selamat kepada Ibu Megawati Soekarnoputri atas gelar Doktor Honoris Causanya. Sebagai anak kandung Pendiri Bangsa, yang sejak lahir, kondisi alam saja sudah menunjukkan tanda bahwa hidupnya akan berliku-liku, penuh dinamika dan tekanan. lahir dalam kondisi memprihatinkan di Kampung Ledok Ratmakan, pinggir Kali Code, Yogyakarta, 23 Januari 1947. 

Saat itu, selepas Magrib, hujan begitu deras dan halilintar seperti hendak membelah angkasa. Lampu padan, Megawati lahir dalam temaran cahaya lilin. Keluarga ini berada di Yogyakarta karena sebelumnya Belanda merencanakan Agresi Militer. Jadilah Presiden Soekarno terpaksa memboyong keluarganya ke Yogyakarta.

Namun ia bisa membuktikan dengan gigih berjuang untuk melanjutkan cita-cita besar ayahnya: untuk Indonesia Raya. Kembali saya mengutip isi buku Sarinah untuk menunjukkan perjuangan Bu Mega yang seakan menjalankan nasihat Bung Karno dalam setiap ajaran-ajarannya.

"Saya menulis kita ini melulu buat mengupas soal wanita dan membicarakan kewajiban wanita dalam perjuangan Republik Indonesia. Buat mencoba mencetuskan api idam-idaman jiwaku kepada segenap wanita Indonesia, yang jika tiada mereka tak mungkin kita mencapai kemenangan sosial. 

Wahai wanita Indonesia, buat engkaulah kitabku ini, buat engkaulah aku menggoyangkan pena, kadang-kadang di bawah sinar lilin sampai jauh di waktu malam!

Sadarlah, bangunlah, bangkitlah, berjuanglah menurut petunjuk-petunjuk yang kuberikan itu! Berjuanglah, bangkitlah sehebat-hebatnya, sebab sebagai tadipun telah kukatakan, tiada orang lain dapat menolong wanita, melainkan wanita itu sendiri!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun