Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengenal Lebih Dekat Gejala Virus 2019 New Coronavirus (2019 nCoV)

26 Januari 2020   19:57 Diperbarui: 27 Januari 2020   08:39 4474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus Corona | Source: TASS Russia News

Mengenal lebih dekat gejala dan penyebaran 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV): laporan peneliti China di Lancet.

Sampai saat ini jumlah pasien yang menderita Pneumonia karena nCoV ini semakin banyak begitu pula untuk jumlah kasus yang meninggal. Terakhir jumlah kasus yang terkonfirmasi di China dan seluruh dunia berjumlah lebih dari 1900 kasus. 

Yang menarik bahwa infeksi ini juga menularkan  para petugas di RS bahkan ada  1 dokter yang terlibat dalam penanganan kasus ini meninggal dunia.

Selain itu penularan antar manusia juga terjadi ketika 1 keluarga yang terdiri 6 orang yang berkunjung ke Wuhan dari Shenzen  pada periode di awal mulai terjadinya penyebaran penyakit, 5 mengalami infeksi virus Korona  baru  ini dan selanjutnya 1 keluarga yang kebetulan tidak ke Wuhan tetapi kontak dengan ke 4 anggota keluarga yang terinfeksi virus ini menderita penyakit ini. 

Hal ini yang memang harus menjadi kewaspadaan global termasuk Indonesia.

Penyebaran kasus bukan saja meluas di berbagai provinsi di China tetapi juga kasus sudah ditemukan di beberapa negara yang sudah terkonfirmasi positif menderita nCoV ini, Antara lain Hong Kong, Macau, Taiwan, Vietnam, Nepal, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Singapura, Perancis dan USA.

Alhamdulillah sampai saat ini belum ada kasus yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus ini di Indonesia.

Walau begitu kita tetap harus melakukan tindakan pencegahan terutama pada pintu masuk Indonesia dengan penerbangan langsung dari kota-kota di China.

Tembok Besar China (dokumentasi pribadi)
Tembok Besar China (dokumentasi pribadi)


Kembali lagi pada paper peneliti China di jurnal kedokteran top dunia the Lancet terbit secara online pada 24 Januari 2020, para peneliti melakukan evaluasi yang lengkap atas 41 kasus pertama yang ditemukan dan ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.

Laporan dari 41 kasus ini 30 pasien atau 73% laki-laki. Hampir 50% dari pasien berumur 25-49 tahun dan 34% berumur 50-64 tahun. Yang menarik tidak ada anak-anak atau remaja yg dilaporkan dari 41 pasien ini.

Sekitar 31% mempunyai penyakit penyerta antara lain hipertensi, DM, penyakit paru kronis, penyakit liver kronis dan 1 pasien dengan keganasan.
Jadi bisa disampaikan pasien dengan penyakit penyerta menjadi berisiko terinfeksi oleh virus ini.

Sekitar 66% atau 27 pasien memang mempunyai riwayat kontak dengan pasar sea food Huanan yang diduga sebagai pusat penyebaran penyakit ini.

Jika melihat gejala yang muncul ternyata tidak semua pasien terdiagnosis dengan coronavirus mengalami  demam karena ternyata ada 1 pasien yang terbukti ada virus di dalam tubuhnya ternyata tidak demam. 

Batuk terjadi pada 76% pasien dan 44% mengalami pegal2 dan lemas. Sesak nafas terjadi pada 55% kasus.

Berbeda dengan gejala pada MersCo dan SARS, gejala saluran cerna pada kasus Corona Wuhan  ini hanya 3%. Seluruh pasien di diagnosis sebagai Pneumonia berdasarkan pemeriksaan CT scan thoraks. 

Sebenarnya dengan pemeriksaan foto thoraks saja kita sudah bisa membuat diagnosis pneumonia, tapi karena untuk kepentingan data yang lebih detail atas kondisi paru dilakukan CT scan.

Dari 41 pasien terdapat 12 pasien mengalami komplikasi sindrome distres paru akut, 5 pasien dengan gangguan jantung akut. Ada 10% yang mengalami infeksi  sekunder, 30% masuk.ICU dan 15% pasien meninggal.

Berbagai pemeriksaan laboratorium dilakukan pada pasien ini antara lain pemeriksaan darah lengkap,sistim kekentalan darah, tes biokimia seperti fungsi hati dan ginjal, LDH, elektrolit.

Dok: Xinhua News Agency / eyevine
Dok: Xinhua News Agency / eyevine

Spesimen dari saluran pernafasan antara lain dari swab nasal, faring, cairan lavase bronkoalveolar, sputum, aspirasi bronkial utk melihat virus2 yang ada seperti virus influenza, flu burung, adenovirus, virus parainfluenza, virus SARS dan MersCoV menggunakan RT-PCR.

Hasil pemeriksaan sel darah putih ternyata tidak konsisten rendah, normal atau tinggi, karena 25% mengalami sel darah putih yg rendah, 45% sel darah putihnya normal dan 30% sel darah putihnya tinggi. 

Pada umumnya infeksi virus sel darah putih rendah, sedang infeksi bakteri sel darah putih tinggi. Sebagian besar trombosit normal. Pada pasien ini 37% terjadi peningkatan fungsi hati. Keterlibatan infeksi pada kedua paru terjadi pada 40 dari 41 kasus yang dilaporkan ini.

Dengan adanya laporan awal 41 kasus ini dari peneliti China di jurnal Lancet, bisa menjadi pelajaran buat dokter dan para petugas kesehatan untuk mengenali kasus ini jika memang ada dugaan terinfeksi oleh virus ini.

Salam sehat,
Ari Fahrial Syam
Akademisi dan Praktisi Klinis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun